KAMI MENAGIH PIAGAM JAKARTA, KAMI MENAGIH PENERAPAN SYARIAT ISLAM SECARA KAFFAH
Oleh : Ahmad Khozinudin
Aktivis, Anggota Hizbut Tahrir
Tuan-tuan telah saksikan, bagaimana penentangan kami umat Islam terhadap RUU HIP. Tuan saksikan sendiri, bagaimana umat ini begitu bergelora, semangat mereka berkobar untuk Jihad fi Sabilillah, demi membela Islam dari ancaman Komunisme.
Kami, saat ini ingin menagih janji. Menagih janji, pada Sahifah Abadi, dimana dahulu Ulama kami, kakek buyut kami Ijma' mendeklarasikan Piagam Jakarta. Piagam Suci, yang menegaskan keinginan kami, cita-cita kami, menegakkan Syariah Islam.
Tuan, kami semua telah menyaksikan bagaimana kakek buyut kami mengalah, atas pengkhianatan kaum nasionalis sekuleris, yang lancang secara sepihak mencoret 7 (tujuh) kata dalam Piagam Jakarta. Tanggal 18 Agustus, adalah hari berkabung umat Islam.
Kakek buyut kami tertegun, ditengah hiruk pikuk teriakan "MERDEKA!", Kakek buyut kami justru dibelenggu. Syariat Islam yang mulia, telah dicoret dari Mitsaq Suci, digantikan dengan diklarasi sepihak, dengan menegakkan sistem Negara sekuler yang menjauhkan Syari'at Islam. Itu pengkhianatan !
Tuan-tuan, kami menyaksikan betapa agungnya akhlak kakek buyut kami, yang rela mengalah demi persatuan bangsa ini. Klaim Soekarno ada yang ingin lepas dari NKRI, menjadi sihir Abadi yang hingga saat ini tak ada bukti otentiknya.
Tuan, 75 tahun bangsa ini telah tuan atur dengan nasionalisme sekuler yang tuan banggakan. Apa hasilnya ? Negeri ini semakin terjajah, negeri ini semakin rusak, rakyat tambah menderita. Kami hanya berpindah dari satu penjajahan ke bentuk penjajahan yang lain.
Dahulu, kami dijajah Belanda, dijajah Inggris, dijajah Portugis, dijajah Jepang, hingga akhirnya mengikrarkan kemerdekaan. Namun pasca merdeka, sekulerisme yang tuan banggakan, telah mengundang Amerika kembali menjajah negeri ini. Dan atas sekulerisme yang tuan banggakan, negeri ini -selain terus dijajah Amerika- juga dijajah China. Mulut harimau dan mulut buaya, selalu siap memangsa kami.
Karena itu tuan, kami melepaskan diri dari sekulerime yang tuan banggakan. kami menagih Piagam Jakarta, bahkan kami menagih dengan menyempurnakannya agar bangsa ini mengadopsi Piagam Madinah.
Kami menuntut penerapan syariat Islam secara kaffah, untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk umat Islam. Kami menuntut, melanjutkan perjuangan kakek buyut kami menerapkan Piagam Jakarta dan menyempurnakannya dengan Piagam Madinah.
Piagam Madinah, yang merupakan dasar pertama Konstitusi Daulah Islam. Konstitusi yang dirancang Rasullullah SAW, Kepala Negara kaum muslimin yang pertama, di Madinah.
Daulah Islam Madinah telah berakhir, diwariskan pada kekhalifahan Islam. Karena itu, kami juga tak hanya menuntut menerapkan Piagam Madinah, tetapi kami menuntut ditegakkannya Daulah Khilafah.
Daulah Khilafah, yang akan menerapkan Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya, menerapkan Islam serta mengemban risalah Islam keseluruh penjuru alam. Dan itu bermula, dari negeri ini, dari rintisan perjuangan kakek buyut kami, dari deklarasi Piagam Jakarta, kami sempurnakan dengan Piagam Madinah, dan mengaktualisasikannya dalam bingkai Daulah Khilafah.
Tuan-Tuan telah gagal, menerapkan sekulerime yang tuan banggakan. Saatnya gantian kami umat Islam, yang menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam naungan Daulah Khilafah. [].
Post a Comment