Saatnya Mahasiswa Bicara: Rezim dan Sistem Gagal, Kami Tawarkan Islam
Oleh: Jeklin
(Mahasiswa Muslim Negeri Khalifatul Khamis)
Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusianya (SDM). Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia dapat mengantarkan Indonesia menjadi negara kaya dan maju dikawasan Asia bahkan dunia.
Mengutip Kemendikbud RI, potensi sumber daya alam Indonesia antara lain Hutan, Lautan, Minyak bumi, gas alam dan batu bara (Kompas.com) termasuk juga emas. Namun sayang seribu sayang, dengan jumlah SDA dan SDM yang melimpah tidak dapat mengantarkan Indonesia menjadi negara yang kaya dan disegani di Asia bahkan dunia.
Sebaliknya karena tidak dapat mengelola SDA dan SDMnya dengan baik dan benar membuat Indonesia harus terus berutang dan bergantung kepada negara luar khususnya, di era rezim ini lebih kepada Cina.
Dikutip dalam CNBC Indonesia jumlah utang luar negeri Indonesia tembus 6.613 T. Menjadi pertanyaan besar, bagaimana Indonesia dapat melunasi utang yang semakin menumpuk? SDA alam telah digadai kepada asing dan aseng. Diperparah tenaga kerja untuk megelola SDA sebagian besar berasal dari luar khususnya Cina.
Semua itu semakin jelas terlihat ketika wabah Covid-19 mulai menyerang Indonesia. Sikap acuh dan memandang enteng setiap masalah termasuk penanganan Covid-19, membuat Indonesia gagap dalam menyelesaikan dan memutus mata rantai Covid-19. Grafik jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 hari demi hari menunjukkan kenaikan. Diperparah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat selalu ngawur dan tidak masuk akal.
Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah bukannya menyelesaikan masalah, malah memperkeruh masalah dan seolah setiap kebijakan lebih menguntungkan para kapitalis. Tenaga kerja asing cina bebas keluar masuk Indonesia semau kehendak mereka. Sebaliknya, negara mengaggapnya wajar, karena bagian dari investasi.
Dikutip dari CNN Indonesia, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly menyebut kasus kedatangan tenaga kerja asing (TKA) ini merupakan ranah investasi. Menko Kemaritiman dan Invetasi Luhut Binsar Pandjaitan juga tidak mau kalah memberikan pembelaan kepada TKA Cina.
Dia menegaskan 49 tenaga kerja asing (TKA) dari Cina merupakan warga negara asing yang legal ditengah wabah covid-19. Sementara masyarakat Indonesia sendiri dilarang untuk kemana–mana dan harus tetap di rumah.
Pernyataan lebih ngawur lagi dari seorang Prof. yakni Mahfud MD, Corona ibarat istri yang ketika seseorang mau menikahinya, dia berpikir bisa menaklukannya. “Tapi sesudah menjadi istrimu, kamu ternyata tidak bisa menaklukannya. Lalu, kemudian kamu berdamai dan hidup bersamanya.” (nasional.tempo.co).
Kebijak terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat yakni kebijakan new normal di tengah wabah Covid-19 yang belum menunjukkan penurunan menuai banyak kritik. Dikutip dari kumparan.com Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik persiapan kebijakan new normal. Terlebih, saat ini jumlah kasus positif virus corona di Indonesia masih terus meningkat.
Menurutnya, Presiden Jokowi terkesan mengambil keputusan tidak tegas dan inkonsisten. "Kebijakan mencla-mencle dan penanganan COVID-19 penuh inkonsistensi bisa menjadi “new disaster” (bencana baru), bukan “new normal" kata Fadli dalam keterangannya, Rabu (27/5).
Ini menunjukkan bahwa rezim ini adalah rezim yang ngawur dan tidak tahu tatacara pengaturan bangsa dan negara. Kita dapat melihat dengan jelas untuk siapa sebenarnya rezim ini bekerja, untuk rakyatkah atau untuk asing dan aseng. Ini terlihat dari setiap kebijakan yang diterapkan.
Orang buta pun dapat merasakan bahwa rezim dan sistem ini tidak layak untuk dipertahankan.
Ketidakmampuan rezim dalam menyelesaikan berbagai masalah diperparah lemahnya sistem demokrasi yang diterapkan.
Membuat negeri ini semakin terjajah dan tergadai kedaulatan negara kepada asing dan aseng. Rakyat yang memberikan kritik dan solusi demi perbaikan bangsa dan negara dianggap makar. Malah dibungkam dengan cara ditangkap satu persatu.
Masihkah kepercayaan diberikan kepada rezim yang berkuasa dan sistem yang diterapkan hari ini? Haruskah perbaikan bangsa dan negara diserahkan kepada boneka asing dan aseng. Masihkah kepercayaan pengaturan bangsa dan negara diserahkan kepada sistem demokrasi ketika ingin menyelesaikan masalah, malah menambah masalah?
Sosialisme telah runtuh, hari ini kapitalisme menunjukkan kegagalannya dalam mengatur bangsa dan negara, detik–detik keruntuhannya mulai terlihat. Sekarang tinggal satu solusi dihadapan kita yang harus dicoba untuk diterapkan yakni ideologi Islam.
Wallahualam bissawab(*)
Post a Comment