TAGIHAN MEMANJAT RAKYAT TERSENGAT
Oleh: Siti Maisaroh, S.Pd
Listrik merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Hampir semua aspek kehidupan bergantung pada listrik. Tetapi, akhir-akhir ini masyarakat mengeluhkan kenaikan tagihan listrik yang hingga mencapai empat kali lipat dari sebelumnya dan parahnya, semua dinaikan secara diam-diam oleh pihak PLN.
Menjawab tuduhan tersebut, PT PLN (Persero), menekankan tidak ada kenaikan tarif listrik. Sebab kenaikan tarif adalah kewenangan pemerintah bukan PLN. Direktur Human Capital Management PT PLN (persero) Syofvi Raekman menegaskan, bahwa pihaknya juga tidak pernah melakukan manipulasi dalam perhitungan tarif. Perhitungan dilakukan berdasarkan hasil meteran yang juga bisa dilakukan oleh pelanggan sendiri.
Di sisi lain, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Syahril mengatakan, perhitungan yang dilakukan PLN secara transparan. Menurut Bob, selama pandemi masyarakat diharuskan untuk melakukan kegiatan dari rumah, mulai dari bekerja hingga sekolah. Di mana seluruh anggota keluarga melakukan aktivitas di rumah, maka otomatis penggunaan listrik bertambah sehingga ada kenaikan. CNBC. Indonesia news (6/6/2020).
Di masa pandemi beberapa bulan terakhir ini, keadaan masyarakat semakin sulit. Pengeluaran jalan terus, sedangkan pemasukan jalan ditempat. Kenaikan tagihan listrik telah menyengat rakyat. Entah rakyat mau berlindung pada siapa?
Rakyat yang masih dalam kondisi sulit dan rata-rata penghasilan menurun, justru makin terbebani dengan kenaikan berbagai kebutuhan hidup. Mulai dari naiknya harga kebutuhan pokok di pasaran, ditambah lagi dipaksa mengeluarkan biaya listrik yang makin mencekik, belum lagi kebutuhan medesak lainnya seperti kuota, dikarenakan semua kegiatan harus dilakukan secara online.
Termasuk kegiatan belajar anak-anak. Di masa pandemi rakyat yang seharusnya dipenuhi semua kebutuhannya, justru selalu dikagetkan dengan apa-apa yang kian mahal.
Pemerintah sebagai penanggung jawab, bukan memberikan solusi atau keringanan kepada masyarakat yang sedang dalam kesulitan, justru terkesan membiarkan masyarakat mencari solusi dan jalan keluar sendiri dari permasalahan yang dihadapinya. Begitulah sistem kapitalis, dimana pemerintah hadir sebagai regulator bukan sebagai pelayan bagi rakyatnya.
Berbeda dengan Islam, Islam adalah agama yang sempurna. Dengan seperangkat aturannya mampu menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Karena Islam bersumber dari Zat Yang Maha Sempurna yakni Allah Swt.
Menurut pandangan Islam, listrik merupakan kepemilikan umum yang wajib dikuasai dan dikelola oleh negara untuk kepentingan seluruh rakyat. Karena,listrik merupakan kebutuhan pokok rakyat dan merupakan bentuk pelayanan terhadap masyarakat yang wajib dilakukan negara.
Oleh karenanya, negara dilarang keras menyerahkan pengelolaannya kepada swasta.
Rasulullah Saw bersabda, "Kaum muslim berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput, dan api". (HR Abu Daud). Di dalam hadits di atas energi listrik dikategorikan sebagai api, termasuk kepemilikan umum termasuk juga tambang seperti, migas, batubara, emas, perak, tembaga, timah dan lainnya. Dalam Islam, kepemilikan umum wajib dikelola negara untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Karena listrik termasuk kepemilikan umum, sudah seharusnya listrik dapat dinikmati oleh masyarakat dengan harga yang murah bahkan gratis.
Wallahualam Bissawab.(*)
Post a Comment