Ajaran Islam tak Ada Tanggal Kadaluarsa
(Anggota Komunitas menulis untuk Peradaban)
Islam adalah agama yang sempurna. Ajarannya tidak perlu ditambah atau dikurangi. Namun anehnya banyak yang ingin melakukan moderasi karena tidak sesuai dengan zaman.
Sebagaimana yang dikatakan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menyatakan pihaknya telah menghapus konten-konten terkait ajaran radikal dalam 155 buku pelajaran agama Islam. Menurutnya, penghapusan konten radikal ini merupakan bagian dari program penguatan moderasi beragama yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag).
Fachrul menjelaskan ratusan judul buku yang direvisi berasal dari lima mata pelajaran, yakni Akidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Alquran dan Hadits, serta Bahasa Arab. Upaya ini dilakukan sejak September 2019 lalu, setelah menemukan pelajaran yang tak sesuai konteks zaman, seperti khilafah dan jihad. Serta menurutnya, bahwa khilafah tak lagi relevan di Indonesia. Fachrul memastikan 155 buku pelajaran agama Islam yang telah direvisi itu sudah mulai dipakai tahun ajaran baru 2020/2021. (www.cnnindonesia.com, 2/7/2020).
Dalam Islam tidak mengenal istilah moderasi. Melainkan moderasi merupakan proyek yang dibuat oleh Barat untuk meribelisasikan Islam yaitu dengan mengubah Islam menjadi Islam moderat yang akan mengahalangi tegaknya sistem Islam.
Moderalisasi menurut pandangan Islam Moderat, bahwa praktek Islam yang terlalu ketat menyalahi atau bertentangan dengan Islam. Tapi, mereka tidak setuju dengan kebebasan yang melampaui batas. Oleh sebab itu, sikap jalan tengah (tengah-tengah) tidak ekstrem kiri dan ekstrem kanan merupakan posisi yang paling tepat. Argumentasi tersebut sesat dan menyesatkan.
Perlu diwaspadai moderasi yang dilakukan Kemenag. Sebab, inilah salah satu konsep untuk meribelisasikan kurikulum pendidikan. Dengan cara mengubah materi khilafah dan jihad. Hal ini termasuk penyesatan sistematis terhadap ajaran Islam. Yang menyebabkan kaum muslim terutama para pemuda yang menjadi tulang punggung kebangkitan Islam tidak memiliki informasi akan kewajiban menegakkan khilafah dan jihad.
Dengan moderasi agama yaitu marginal (mengubah) makna khilafah dan jihad akan melahirkan kurikulum berbasis anti Islam. Dengan menyusupkan paham pluralisme yang mengangap semua agama benar. Yang akan berimbas pada aqidah anak. Dampaknya anak-anak tidak mau terikat dengan syariat Islam. Sehingga anak-anak tidak mengenal lagi agamanya dan ajarannya. Bahkan sebalikanya akan menolak dan membenci khilafah dan jihad sebagai ajaran Islam. Sungguh sangat ironis apabila terjadi mengingat indonesia mayoritas muslim terbesar di dunia.
Seharusnya menag tidak melakukan moderasi pada ajaran Islam yang menurutnya radikal, seperti khilafah dan jihad. Sebab secara fakta khilafah dan jihad takkan pernah dihapus dari khazanah kaum muslim, mengingat ajaran keduan terdapat dalam Al-Qur'an dan as-sunnah, diuraikan para ulama dengan jelas dan terang, tidak ada kesamaran bagi mereka yabg menggunakan akal sehatnya. Seperti ajaran tentang jihad tercantum dalam firman Allah:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha pengampun, Maha penyayang". (QS. Al-Baqarah :218).
Begitu pula dengan khilafah sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah 'ala minhaj nubuwwah kemudian nabi SAW diam". (HR. Ahmad).
Menghapus ajaran jihad dan khilafah karena dianggap radikal seolah ingin menegaskan bahwa ajaran tersebut buruk, tak pantas ditiru dan tak dapat dijadikan pelajaran untuk para siswa. Padahal, khilafah dan jihad merupakan ajaran Islam yang wajib diterakapkan.
Alih-alih melakukan moderasi, harusnya Islam diajarkan secara sempurma disekolah. Agar para siswa mengetahui secara totalitas agamanya, tidak setengah-setengah. Dalam Islam, kurikulum pendidikan akan berlandaskan Islam, maka moderasi takkan ditemukan dalam Islam. Sebab ajaran Islam adalah ajaran yang paling sempurna tanpa perlu ada pengoreksian.
Sudah saatnya kembali kedapa aturan Islam. Yang sangat memuliakan manusia yang berasal langsung dari sang pencipta. Dan mencampkan sistem kapitalis yang lahir dari akal manusia yang terbatas.
Wallahualam.(*)
Post a Comment