Sumpah Pemuda dan Ikrar Kebangkitan Sesungguhnya
Oleh: Rama Sultan
92 tahun sudah ikrar itu dilantangkan 28 oktober 1928 menjadi sejarah dalam perjalan bangsa Indonesia, kebangkitan pemuda Indonesia ditandai dengan dua peristiwa penting yang menemani jalan kebangkitan bangsa hari ini, yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 oktober 1928).
Pemuda memiliki peran vital dalam sejarah peradaban manusia, perubahan yang banyak terjadi di dunia tak terlepas dari semangat pemuda didalamnya yang menjadi pemantik api perjuangan, begitu pun dengan yang terjadi di tanah air kita. Pemuda adalah bagian terpenting dari sejarah kemerdekaan indonesia, terbentuknya Boedi Oetomo menjadi titik awal gerakan pemuda di Indonesia, lalu api semangat pemuda mengikrarkan sumpah pemuda, kemudian revolusi kemerdekaan 1945 yang telah dirintis sejak lama oleh pemuda. Tak cukup sampai disitu saat Indonesia mengalami krisis demokrasi pemuda kembali menjadi aktor yang memantik semangat perjuangan yang berhasil meruntuhkan kekuasaan yang dianggap diktator hingga melahirkan reformasi.
Banyaknya problem kebangsaan hari ini menjadi tanggung jawab besar bagi pemuda untuk mengambil peran dan menyelesaikannya. Problem utama bangsa hari ini adalah kita terancam kehilangan sebuah elemen penting yang menjadi pondasi berdirinya bangsa ini ialah semangat persatuan. Bagaikan lidi yang terlepas dari ikatannya. Pemuda seakan kehilangan jati diri sebagai agent of change, melupakan peran dan fungsinya sebagai social control di tengah jalannya pemerintahan dan masyarakat yang menanti semangat perubahannya.
Hari ini adalah momentum untuk mengembalikan semangat perubahan itu pada pemuda. Sejatinya pemuda adalah ujung tonggak perubahan bangsa dan dunia, yang sudah semestinya memperjuangkan jiwa dan raganya untuk kemaslahatan umat. Maka sudah sepatutnya pemuda hari ini bergerak menuju perubahan yang mendasar yang mampu membawa umat pada kebangkitan yang hakiki, tentu saja kebangkitan yang ingin diraih hanya bisa dicapai dengan adanya para pemuda yang bergerak atas dasar iman dan takwa semata.
Dalam Islam peran pemuda sangatlah penting dan masa muda juga kelak akan dimintakan pertanggungjawabannya di hari akhir kelak, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabb-nya sehingg ditanya tentang lima hal: Tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR. At-Tirmidzi.)
Sejalan dengan hadits diatas, syeikh M. Golayani pernah mengatakan “Inna fi yadi syubban amrol ummah, wa fi aqdamihim hayataha” yang artinya : “Sungguh ditangan kamulah (pemuda) kepentingan umat. Dan, di dalam kemajuan (keberanian) kamulah hidupnya”. Untuk menggambarkan bahwa ditangan pemudalah nasib suatu bangsa.
Menjadi pemuda memang membanggakan. Tapi, kerap kali menjadi jebakan. Bila masa muda dihabiskan dengan hal-hal yang sia-sia, dr. Yusuf al-Qadrawi pernah memberikan pesan penting terhadap peran pemuda dalam suatu bangsa, “Jika ingin melihat masa depan suatu bangsa, maka lihat keadaan pemudanya hari ini”.
Banyak kita dapatkan pemuda hari ini khususnya pemuda Islam lebih banyak menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, bahkan terjerumus pada kemaksiatan dan perjuangan yang tidak dilandaskan pada Islam yang kemudian hanya berujung pada penderitaan dan bunuh diri politik. Sangat wajar, jika kemudian umat Islam hari ini mengalami kemunduran jauh di segala lini kehidupan.
Para pemuda Islam haruslah memahami identitas dirinya. Berpegang teguh pada prinsip yang kuat, prinsip yang lahir dari sebuah keyakinan dalam memandang kehidupan. Agar pemuda mampu membangun kembali peradaban Islam.
Mari kita kembali berkaca kepada para pemuda Islam terdahulu yang di usia muda telah banyak melakukan kebaikan. Mereka adalah pemuda yang mengukir peradaban yang mulia, ia lah peradaban Islam. Salah satu pemuda Islam yang terkenal menorehkan sejarah kegemilangan peradaban Islam ialah Muhammad Al-Fatih. Sejak kecil dididik dengan intensif oleh ulama pilihan. Menguasai tujuh bahasa, menjadi gubernur ibukota ketika berumur 21 tahun, yang menjemput dan membuktikan bisyaroh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dengan berhasil merobohkan dan menaklukkan konstantinopel. Pemuda yang mengubah peradaban gelap Eropa menjadi peradaban yang terang benderang di bawah cahaya Islam.
Maka dari banyaknya problem kabangsaan yang terus menghampiri bangsa ini, sudah saatnya momentum sumpah pemudah hari ini, pemuda menjadikan Islam sebagai solusi dan Qiyadah fikriyah (kepemimpinan berfikir) dalam menuju kebangkitan yang hakiki, menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam meraih kebangkitan. Marilah menjadi navigasi perubahan yang di dasarkan pada keimanan dan ketakwaan.
Menjadi pemuda yang menyongsong kebangkitan yang dijanjikan oleh Allah Swt sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
Ù‡ُÙˆَ الَّØ°ِÙŠ Ø£َرْسَÙ„َ رَسُولَÙ‡ُ بِالْÙ‡ُدَÙ‰ٰ Ùˆَدِينِ الْØَÙ‚ِّ Ù„ِÙŠُظْÙ‡ِرَÙ‡ُ عَÙ„َÙ‰ الدِّينِ ÙƒُÙ„ِّÙ‡ِ ÙˆَÙ„َÙˆْ ÙƒَرِÙ‡َ الْÙ…ُØ´ْرِÙƒُونَ
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan hidayah dan ajaran yang haq agar dia memenangkannya atas semua ajaran, meskipun kaum musyrik membencinya” (QS. At-Taubah [9]:33).
Janji Allah adalah haq, tidak mungkin salah, kemenangan Islam adalah keniscayaan, yang menjadi pilihan adalah apakah kita ikut menjadi pejuangnya atau malah terlena dengan tipuan dunia yang akan berujung pada derita dalam perjuangan yang semu. Tidakkah umat hari ini merindukan semangat pemuda dengan kegemilangan Islam, saat 2/3 bumi ini dalam satu naungan selama berabad-abad, saat itulah keberkahan turun dari langit dan bumi karena diterapkan semua yang Allah perintahkan.
Masih ada harapan bagi pemuda untuk bangkit, mengutip sebuah pepatah arab “syubbanul yaum rijalul ghod” yang artinya pemuda hari ini adalah pemimpin masa yang akan datang. Pemuda bukan lagi hanya sekedar menjadi event organizer tapi lebih kepada konseptor perubahan, bahkan lebih dari sekedar penerus tongkat estafet kepemimpinan, karena di pundak pemuda-lah harapan itu digantungkan. Terwujudnya kembali kejayaan Islam. Pemuda yang akan menenggelamkan dan merobohkan kelamnya peradaban sekuler dan menggantinya dengan peradaban Islam yang penuh cahaya kemuliaan, itulah sumpah pemuda dan ikrar kebangkitan yang sesungguhnya.
Wallahualam Bissawab.(*)
Post a Comment