Islam Solusi Tuntas Hadapi Krisis Pangan
Oleh : Lina
Revolt (Aktivis
Muslimah Baubau)
Setiap manusia butuh makanan untuk bertahan hidup. Namun, apa jadinya jika makanan sulit untuk didapatkan. Krisis pangan telah terjadi di beberapa negara, menyebabkan ancaman kelaparan melanda dunia.
Baru- baru ini, Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan bahwa
di Myanmar sejak terjadinya perebutan kekuasaan militer yang mendorong pemimpin
sipil Aung San Suu Kyi mundur pada febriati lalu, negara itu mengalami
kelumpuhan ekonomi hingga jutaan warga Myanmar menghadapi ancaman krisis pangan
dan kelaparan, (lenterasultra.com,29/5/21).
Hal serupa terjadi di Suriah. Sejak perang berkecamuk Suriah
mengalami krisis pangan yang belum terselesaikan hingga kini. Rakyat Suriah
kesulitan mendapatkan roti karena produksi dan ketersediaan roti makin menipis
ditambah lagi harga yang makin meroket, (msn.com, 30/5/21).
Kegagalan Sistem Kapitalisme
Krisis pangan memang telah lama menjadi masalah akut di
dunia. Ditambah lagi Konflik tak berkesudahan di beberapa negara membawa derita
bagi umat manusia. Konflik berkepanjangan menjadikan ekonomi lumpuh, krisis
pangan dan kelaparan pun mendera jutaan umat manusia.
Menurut laporan Human Right Watch konflik bersenjata selama
satu dekade di Suriah, telah menjadikan negara itu mengalami krisis gandum
parah akibat lahan-lahan pertanian yang
semakin sempit dan banyaknya toko roti yang hancur dan berhenti beroperasi
akibat perang.
Demikian juga Myanmar, akibat konflik menjadikan banyak
masyarakat yang kehilangan mata pencaharian karena penutupan pabrik-pabrik. Dan
aksi kekerasan oleh tentara yang tak pandang bulu.
Krisis pangan sebenarnya tak hanya menjadi masalah bagi
negara-negara berkonflik saja, namun juga hampir seluruh negara di dunia.
Penerapan sistem kapitalisme telah menjadikan penguasaan terhadap kebutuhan
pokok manusia hanya dikuasai oleh segelintir pemilik modal. Mereka memonopoli
kekayaan dunia, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial yang sangat tinggi.
Keserakahan dalam mengeksploitasi alam menimbulkan kerusakan
pada alam sehingga mempersempit lahan-lahan pertanian yang ada. Ditambah lagi
mekanisme distribusi kekayaan yang diserahkan kepada mekanisme pasar menjadikan
distribusi tidak merata. Meski ada banyak pangan di produksi namun belum tentu
bisa diakses oleh semua masyarakat dunia. Siapa yang mampu membayar harga merekalah
yang bisa mendapatkan. Maka tidak heran, saat ada satu miliar lebih manusia
kekurangan pangan dan terancam kelaparan, di belahan bumi yang lain ada satu
miliar lebih manusia justru kelebihan makanan, bahkan menderita obesitas.
Sungguh miris!.
Maka, selama kapitalisme masih bercokol, akan sulit bagi
dunia lepas dari jerat krisis pangan dan kelaparan. Para penguasa dan kapitalis
yang serakah, bahkan rela mengorbankan rakyat mereka demi sekerat kekuasaan dan
kekayaan dunia. Tak peduli rakyat mati kelaparan demi melanggengkan kekuasaan
mereka.
Sistem Islam Solusi Tuntas Krisis Pangan
Islam sebagai agama wahyu, diturunkan tidak sekedar mengatur
urusan ibadah semata. Akan tetapi, diturunkan berupa seperangkat aturan yang
mampu menyelesaikan seluruh problematika manusia.
Dalam Islam seluruh urusan rakyat berada di tangan Khalifah.
Khalifah adalah pemimpin tunggal untuk seluruh kaum muslimin di dunia. Maka, ia
bertanggungjawab untuk menjamin seluruh kebutuhan rakyatnya.
Rasulullah Saw bersabda :
“Imam (Khalifah) adalah ra'in (pengurus rakyat) dan ia
bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).
Dari sejarah kekhilafahan yang pernah ada, kita bisa melihat
setidaknya ada lima prinsip yang dilakukan negara dalam menyelesaikan krisis
pangan :
Pertama, optimalisasi produksi. Khalifah bertanggung jawab
memastikan ketersediaan lahan pertanian dan mengoptimalisasi agar produksi
berjalan berkelanjutan. Mendukung swasembada pangan dengan terus memutakhirkan
sains dan teknologi pertanian. Mulai dari memilih lahan, menjamin ketersedian
pupuk, teknik pembibitan, teknik irigasi, ketahanan dari hama pengganggu,
teknik panen, hingga menjaga kualitas dan pengolahan pasca panen.
Kedua, adaptasi gaya hidup. Islam melarang sikap
berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan dan larangan membuang-buang makanan
termasuk pengolahan limbah.
Ketiga, Manajemen logistik. Pemerintah akan menjamin
ketersediaan pangan dan memperbanyak cadangan saat produksi melimpah dan
menjamin distribusi berjalan dengan baik sehingga tidak ada satupun rakyat yang
tidak bisa mengakses pangan.
Keempat, prediksi iklim. Yaitu analisis kemungkinan
perubahan iklim sehingga bisa meminimalisir gagal panen.
Kelima, mitigasi bencana kerawanan pangan. antisipasi
terhadap kemungkinan kondisi rawan pangan akibat kondisi perubahan drastis alam
atau lingkungan. Seperti munculnya wabah dan bencana alam, dsbnya. Mitigasi ini
termasuk tuntunan saling berbagi pada masyarakat saat masa sulit. ( Fahmi
Amhar, 2018).
Itulah sedikit gambaran bagaimana cara Islam dalam menjamin
ketersediaan pangan. Hanya saja, ini akan terwujud jika ditopang oleh sistem
ekonomi Islam dan sistem politik Islam. Oleh karena itu, sudah saatnya umat
mengarahkan seluruh perhatian dan segala upaya demi kebangkitan sistem Islam
yang akan mampu mengeluarkan manusia dari berbagai kesulitan dan kesengsaraan
akibat serakahnya hegemoni para kapitalis. Wallahu a'lam bishowab(*)
Post a Comment