SALAH TEMPAT

Oleh: Funarno Juriadin P (Aktivis Muslim Negeri Khalifatul Khamis)

SERING kali kita menemui titik jenuh dari kehidupan, merasa kehilangan teman, padahal teman banyak, merasa kehilangan keluarga, padahal keluarga ada dan merasa kehilangan harapan padahal harapan selalu ada.

Bersusah payah belajar, berkerja keras untuk mengajak manusia ke jalan Allah. Namun ditolak, dihina, dikucilkan, bahkan dituduh radikal.

Akibatnya merasa frustasi dan nyaris memilih mundur dari dakwah. 

Kondisi seperti ini adalah kondisi yang membutuhkan energi banyak baik dari luar, maupun dari dalam agar semangat bisa bangkit lagi.

Hal-hal yang sering tidak disadari pengemban dakwah adalah salah memilih tempat. Salah menilai hasil dan salah dalam memandang kehidupan.

Berharap kepada manusia, memang adalah harapan yang sering membuat kecewa. Itulah yang mesti diantisipasi sejak dini. Pengharapan sepenuhnya sejatinya kepada Allah SWT.

Tugas kita hanya menyampaikan, persoalan hasil urusan Allah SWT. Tugas kita memberikan pemahaman tentang jalan yang benar.

Disamping itu, pengemban dakwah sering salah tempat, mengaku pengemban dakwah, sementara duduknya bersama ahli maksiat atau musuh-musuh Islam.

Sejatinya hal tersebut segera disadari, karena sangat berbahaya, baik untuk dirinya, maupun orang lain.

Sebagai perumpamaan, ikan yang hidupnya di laut dan air tawar, sampai kiamat pun ikan tetap pada habitatnya. Jika salah tempat, pasti membahayakan. 

Untuk itu, jangan lepaskan teman-teman yang saleh, tetap berpegang pada tali agama Allah.

Jangan membenarkan yang salah dan jangan menyalahkan yang benar. Pilihan dan posisi kita saat ini sangat menentukan dipihak mana kita berada.

Sejatinya, ujian dalam dakwah bukan untuk melemahkan, tapi menguatkan, bukan untuk menjatuhkan, tapi meningkatkan kualitas agar menjadi pribadi yang saleh.

Senantiasa merencanakan kebaikan, agar orang dapat masuk dalam rencana baik kita. Jangan kita justru masuk dalam rencana jahat orang lain.(*)