Nadine Dorries Jadi Menteri, FIWS: Bukti Islamofobia Diciptakan Barat
Indonesianeo.com – Dipilihnya Nadine Dorries yang pernah mendorong pelarangan burqa sebagai Menteri Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Inggris, menunjukkan bahwa islamofobia adalah kondisi pikiran dan emosional yang habitatnya diciptakan Barat.
“Terpilihnya Nadine Dorries yang pernah mendorong pelarangan burqa sekali lagi ini menunjukkan bahwa islamofobia adalah kondisi pikiran dan emosional yang habitatnya itu justru diciptakan atau dikondisikan oleh elite-elite politik Barat, termasuk Inggris,” tutur Direktur on Forum Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada Mediaumat.news, Senin (20/9/2021).
Menurutnya, inilah yang membuat kenapa islamofobia itu menguat. “Jadi, islamofobia itu bukan sekadar muncul begitu saja di tengah masyarakat, tapi didorong juga oleh kebijakan-kebijakan dari elite-elite politik yang itu memunculkan habitat yang subur bagi islamofobia, antara lain mendudukkan orang-orang yang mungkin dikenal punya latar belakang islamofobia di pemerintahan,” ujarnya.
“Termasuk juga kalau kita lihat kebijakan radikalisme, misalkan. Isu-isu radikalisme itu senantiasa dikaitkan dengan Islam. Demikian juga isu terorisme. Jadi, inilah sebenarnya yang menyebabkan islamofobia itu tumbuh subur,” tambahnya.
Menurut Farid, hal ini menunjukkan pemerintah Inggris dan Barat pada umumnya sebenarnya tidak sungguh-sungguh menghilangkan islamofobia di tengah-tengah masyarakat.
“Alih-alih menghilangkan islamofobia, justru yang dilakukan mereka itu adalah menumbuhsuburkan. Maka tidak ada artinya pernyataan-pernyataaan yang seolah-olah mengecam serangan-serangan terhadap masjid, serangan-serangan terhadap Muslimah di Barat sementara kebijakan-kebijakan elite-elite politik Barat itu menumbuhsuburkan islamofobia,” sesalnya.
Menurutnya, islamofobia juga tidak bisa dilepaskan dari pragmatisme demokrasi yakni ketika seorang ingin menjadi politisi yang dipilih di tengah-tengah masyarakat itu cenderung kemudian mencari isu-isu yang membuat politisi itu terpilih. “Tidak peduli apakah isu itu membahayakan bagi komunitas masyarakat atau tidak. Seperti islamofobia, itu yang diambil oleh politisi partai sayap kanan anti Islam untuk kepentingan politik mereka,” pungkasnya.[]Sumber: https://mediaumat.news
Post a Comment