Nasib Pendidikan di antara Penguasa dan Pengusaha
Oleh: Juwita Rasnur, S.T.
Sepertinya kabar ini bukan isapan jempol
belaka. Sebagaimana telah dikabarkan, bahwa proses pembangunan gedung
politeknik tersebut telah berjalan dan dalam masa seleksi vendor. Diperkirakan
sebelum tahun ajaran baru telah siap untuk beroperasi. Sebagaimana telah
disampaikan oleh Juru Bicara PT VDNI dan OSS, Dyah Fadhilat dalam keterangannya
pada 06/1/2021.
Dikatakan lebih lanjut, hal ini sebagai bagian
dari kepedulian terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Pada tahap
awal, Politeknik ini akan diprioritaskan untuk warga lokal, karena diharapkan
dapat menyerap siswa-siswi SMA/SMK yang baru lulus dari sekolah terdekat dengan
Kawasan Industri Morosi, terutama yang berdekatan dengan area pabrik smelter
agar bisa praktek kerja. Meskipun demikian, ke depannya penerimaan siswa akan
dibuka untuk umum, sehingga bisa menyerap siswa dari wilayah
lainnya.(sultranews.co.id, 26/09/2021)
Disampaikan pula oleh Prof Yohanes Surya bahwa
politeknik yang akan dibangun itu nantinya berskala internasional. Mereka yang
menempuh pendidikan di Politeknik ini akan menjadi SDM yang siap pakai di
perusahaan, khususnya VDNI dan OSS.
Pada kesempatan yang sama beliau mengatakan
bahwa kehadiran perusahaan tersebut berimbas pada tingkat pertumbuhan ekonomi
Konawe yang menyentuh angka 9,20 persen pada tahun 2019.
(beritakotakendari.com, 25/09/2021)
Memang keunggulan sumberdaya manusia menjadi
faktor penting dalam kemajuan suatu negara. Sumberdaya manusia yang unggul akan
mampu menopang ketertinggalan suatu bangsa menjadi lebih baik.
Indeks sumberdaya manusia menjadi salah satu
standar dalam mengelompokkan kelas suatu bangsa apakah termasuk negara maju
atau negara berkembang.
Menurut data bank dunia Indeks Sumberdaya Manusia Indonesia mengalami
kenaikan menjadi 0.54 pada tahun 2020. Meski demikian Indonesia masih
dikelompokkan dalam negara berkembang. Tentunya kondisi ini perlu perbaikan
dari segala bidang agar mampu keluar dari ketertinggalannya termasuk dari segi
pendidikan.
Oleh karena itu pendidikan sebagai bidang yang
mencetak sumberdaya manusia perlu mendapatkan perhatian serius. Maka tak heran
ketika pendidikan saat ini lebih berfokus pada pengembangan keterampilan agar
siap pakai di dunia kerja.
Hal ini terlihat pada kebijakan pendidikan yang
menggenjot pendidikan berbasis sekolah menengah kejuruan atau SMK, pendidikan
Vokasi dan Politeknik pada tingkat perguruan tinggi dan universitas.
Diharapkan pada SMK, Pendidikan Vokasi dan
politeknik akan mampu mencetak sumberdaya manusia yang terampil sehingga kelak
akan unggul dalam dunia kerja.
Sepertinya kondisi ini terkesan tepat untuk
menghadapi tantangan dunia kerja saat ini. Namun faktanya kondisi ini
sebenarnya membawa dampak yang cukup mengerikan. Ketika pendidikan hanya
diarahkan pada keterampilan semata, maka akan mencetak sumberdaya manusia yang
apatis. Abai terhadap problem bangsa dan lingkungan sekitar, hanya sibuk
mengumpulkan pundi-pundi materi untuk bertahan dan meningkatkan taraf hidup.
Makanya tak mengherankan jika saat ini problem
bangsa yang menumpuk seolah tak berujung. Meskipun banyak ahli yang telah
dicetak melalui pendidikan.
Padahal dalam UU no. 20/2003 dinyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa; bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.
Di sisi lain ketika arah pendidikan saat ini
fokus pada keterampilan saja, maka hanya akan mencetak sumberdaya manusia atau
generasi buruh bukan generasi pencipta. Pendidikan yang seperti ini bisa
menjadi sarana bagi para kapitalis untuk mendapatkan buruh yang murah dengan
keterampilan yang baik.
Islam memandang bahwa tujuan pendidikan tidak
berfokus pada keterampilan semata. Islam memandang bahwa tujuan pendidikan
adalah membentuk sumberdaya manusia yang memiliki kepribadian Islam. Pendidikan
dianggap hak dasar yang menjadi kewajiban negara untuk dipenuhi.
Maka negara wajib untuk menunjang segala sarana
dan prasarana serta dukungan antar sistem, termasuk sistem politik dan sistem
ekonomi demi terwujudnya tujuan
pendidikan yang mulia ini.
Wallahu 'alam bishowab(*)
Post a Comment