Mutasi Varian Baru Omicron, Bukti Kapitalis Gagal Atasi Pandemi
Dewi sartika ( Penggiat Literasi)
Varian baru covid-19 Omicron kembali menyita perhatian
dunia, tak terkecuali Indonesia. Omicron jenis baru mutasi dari
covid -19 ini diduga lebih berbahaya dan proses penyebarannya pun lebih cepat,
hal ini sesuai penjelasan WHO tentang hal ini.
Dilansir dari laman Covid19.go.id Varian baru virus
Corona, Omicron sudah terdeteksi di
beberapa negara sejak pertama kali ditemukan di Benua Afrika. Varian ini
disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam menularkan virus.
World Health Organization (WHO) menyatakan varian B.1.1.529
atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24
November 2021. Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga
puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian
Delta.
“Dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat
tajam, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529. Infeksi B.1.1.529
terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan
pada 9 November 2021,” demikian penjelasan WHO yang dipublikasikan pada Jumat
(26/11).
Solusi Ala Kapitalis
Bila kita telusuri semakin beragamnya varian covid-19, hal
ini menunjukkan bahwa sistem kapitalis telah gagal dalam menggulangi pandemi
covid-19. Penanggulangan ala kapitalis di mana penanggulangannya lebih
mementingkan pemulihan ekonomi dari pada keselamatan rakyat. Dari awal
datangnya virus pemerintah enggan melakukan penguncian wilayah ( lock down),
PPKM yang setengah hati, dan hanya menjadikan himbauan pakai masker, mencuci
tangan, hindari kerumunan dan vaksin serta tes PCR menjadi andalan untuk
memutus rantai penularan covid-19, yang pada faktanya banyak diabaikan oleh
masyarakat.
Pada saat kasus covid sudah melandai, TKA asing bebas masuk
ke dalam negeri hanya bermodalkan surat keterangan vaksin yang mana surat
tersebut dapat dimanipulasi. Di tambah lagi kegiatan mobilitas masyarakat saat
ini tidak dibatasi karena alasan ekonomi. Serta kebijakan pembatalan PPKM yang
keluarkan pemerintah menjelang natal dan tahun baru dikhawatirkan akan memicu
penyebaran varian baru omicron.
Sungguh penanganan yang tidak tepat, semakin menambah
panjang pendemi tanpa ujung. Kebijakan yang terkesan plin plan ini lah yang
semakin membuat kondisi tidak segera teratasi. Dengan fakta diatas terbukti
bahwa sistem kapitalis telah gagal atasi pandemi. Demikianlah, sistem kapitalis
yang menjadikan dasar setiap perbuatan adalah manfaat, termasuk dalam penanganan
pandemi.
Islam Solusinya
Hal ini sangat jauh berbeda dengan sistem islam, sebab
sudah menjadi rahasia umum Islam adalah agama paripurna yang tidak hanya
menyelesaikan masalah ibadah, tapi juga masalah lainya termasuk persoalan
penanggulangan pandemi.
Sejarah mencatat bagaimana keberhasilan para pemimpin islam
dalam atasi pandemi yang mengikuti prinsip islam. Seperti penguncian
wilayah ( lock down) menjadi suatu keharusan agar wabah tidak menyebar
kewilayah lainya. Hal ini dilakukan oleh penguasa tanpa melihat sisi ekonomi
sebab keselamatan rakyat lebih utaman. Prinsip islam dalam rangka penguncian
wilayah di dasari atas hadis" apa bila kalian mendapati wabah di suatu
tempat maka janganlah memasuki wilayah itu. Dan apa bila terjadi wabah sedangkan
kalian ada di tempat itu, maka jangan lah keluar dari tempat itu"( HR.
Imam muslim).
Selanjutnya adalah pemisahan/ isolasi anatara orang yang
sehat dwngan irang yangbsakit/ terinfeksi juga menjadi hal yang sangat penting
demi memutus rantai penyebaran virus.
"Hendaklah kalian memjauhi orang yang terkena lepra
seperti halnya kalian menjauhi singa" orang orang yang terinfeksi/ isolasi
di jamin kebutuhannya oleh negara baik pangan maupun kesehatanya secara
cuma cuma.
Dengan demikian terbukti bahwa islam dapat menyelesaikan
persoalan pandemi. Sudah seharusnya kita mengambil islam sebagai solusi dalam
mengatasi pandemi yang terjadi saat ini.
Post a Comment