Terorism, bye Dan Islam Tak Pernah Terpisahkan
Siti Nur Afiah
Bukan hal yang baru lagi setiap
akhir tahun isu terorisme pasti akan lebih intensif diangkat, seakan-akan
menjadi agenda tahunan, Begitu pula dengan
komitmen pemerintah dalam memerangi terorisme seperti nyata.
Baru-baru ini Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar memaparkan
setidaknya ada sekitar 216 orang terlibat dalam aksi terorisme sejak
Januari hingga Mei 2021. Sebanyak 71 orang diduga terkait jaringan Jamaah Al
Islamiah dan sebanyak 144 orang diduga kelompok Jamaah Ansharut (JAKARTA, KOMPAS.com).
Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) Muhammad Nasir Djamil mengatakan, Densus 88 Antiteror Polri dan
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus menjawab keraguan publik
terkait Islamofobia setelah
penangkapan tiga terduga anggota terorisme Ahmad
Zain an-Najah (AZA), Anung al-Hamad (AA), dan Farid Ahmad Okbah (FAO). Pasalnya
masyarakat melihat, ada kecenderungan bahwa penangkapan dilakukan pada mereka
yang merupakan ulama.
Ia menjelaskan, umat Islam di Indonesia terbelah
menjadi dua kubu setelah penangkapan tiga terduga anggota terorisme Ahmad Zain
an-Najah (AZA), Anung al-Hamad (AA), dan Farid Ahmad Okbah (FAO). Apalagi
mengingat salah satunya merupakan anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
Bukan hanya itu, Detasemen Khusus (Densus) 88
Antiteror Polri menginterogasi terhadap salah satu tersangka teroris Jamaah
Islamiyah (JI) yang ditangkap di Lampung, Ir S. Dari hasil pendalaman itu,
Densus mendapati yayasan amal milik JI, Lembaga Amil Zakat Baitul Maal
Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA), melakukan sosialisasi terkait pemberdayaan
kebun kurma untuk pendanaan Jl (detikcom. 12/11/21).
Jika kita melihat fenomena ini sungguh
memprihatinkan, setiap
terjadi penangkapan terduga pelaku terorisme selalu dikaitkan dengan Islam mulai dari para tokoh ulama, bahkan
organisasi Islam
seperti MUI pun di kaitkan dengan terorisme.
Kita ketahui bawasannya Islam bukan hanya sekedar agama, tetapi sebagai
aturan dan pedoman bagi umat Islam dan
Isam
mengajarkan adanya toleransi yang berati
tidak boleh mengganggu agama yang lain.
Islam adalah agama yang damai, penuh kasih sayang
bahkan bukan hanya dengan manusia saja tetapi terhadap mahluk hidup yang ada di
muka bumi ini, maka
dengan ini terorisme sendiri bertolak belakang dengan islam, yang mana kita
ketahui bawasannya teror memiliki arti mengganggu Keamanan dan keselamatan
orang lain.
Jika ada yang menyatakan bawasannya Islam adalah agama yang keras, penuh ancaman, atau
menyebarkan teror maka kita perlu mengenal Islam lebih dalam lagi, karena semua itu isu yang
keliru.
Sudah kita ketahui cara mendakwahkan Islam harus secara damai dalam memeluk agama Islam pun tidak ada paksaan sedikit pun.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT “Tidak ada paksaan dalam memeluk agama.
Sungguh telah jelas antara kebenaran dan kesesatan” (QS. Al-Baqarah : 256).
Sejarah telah mencatat bawasannya, Pada masa
Rosulullah Saw ketika mendirikan Daulah Islam di Madinah, begitu banyak agama
ada Islam,
nasrani dan yahudi. Yang mana syariat Isam
mengayomi semua agama tanpa ada pembeda dan lebih mengutamakan kesejahteraan
umatnya.
Islam akan memenuhi kebutuhan umatnya mulai dari
kebutuhan pokok seperti sandang,pangan dan papan begitu pula dengan keamanan
setiap warga negaranya.
Ini semua dapat terjadi ketika islam di terapkan
secara kaffah tanpa ada memilah-milah syariat islam. Maka berhentilah
mengaitkan islam dengan isu-isu yang seakan-akan ingin menjauhkan kita dari
agamanya kita yaitu islam.(*)
Post a Comment