Pendidikan Layak, Hanya Ilusi dalam Rahim Pendidikan Kapitalistik
Oleh Sumarni (Pemerhati Pendidikan)
Sudah lumrah kiranya pendidikan di tanah air di
daerah-daerah pelosok yang masih sulit dijangkau sistem telekomunikasi tidak
bisa dinafikan bahwa sekolah-sekolah di pelosok itu terjadi kesenjangan
pendidikan dengan sekolah-sekolah yang ada di perkotaan. Sistem pendidikan di
daerah pelosok yang kemudian disebut sekolah 3T (Terdepan, Terpencil, dan
Tertinggal) layanan akses pendidikan masih sangat minim sarana dan
prasarananya.
Perbedaan kesenjangan pendidikan tersebut
menyebabkan ketertinggalan pembelajaran di wilayah pelosok. Tak pelak ini pula
yang masih menjadi tugas pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan yang
merata di tiap daerah. Sebagaimana yang terjadi di Konawe, Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Konawe, Suriyadi menuturkan bahwa
keberadaan mutu pendidikan yang ada di desa dan di kota masih berbeda jauh.
Sehingga inilah yang menyebabkan perbedaan kesenjangan pendidikan terjadi.
Karena itu dia meminta kepada kepala sekolah
dan seluruh tenaga pendidik di Konawe agar mampu diberikan pelayanan di sekolah
dengan prima. Sehingga dengan begitu, lanjutnya ia berharap pembelajaran yang
diberikan di kampung-kampung akan sama dengan pembelajaran yang ada di kota.
Sehingga diharapkan siswa yang ada di pelosok tidak minder dengan siswa di
perkotaan (Telisik.Id, 11/01/2022).
Pendidikan Tak Sekedar Dituntut Tapi Sarana
Harus Diperhatikan
Berharap proses pendidikan lebih baik dan optimal
dijalankan oleh para guru adalah hal yang patut disambut baik, namun sekedar
niatan baik masih jauh dari cukup apabila kondisi ini tidak didukung dengan
sarana dan prasarana yang memadai dan kualitas mumpuni pada lembaga pendidikan.
Hal ini agaknya masih jauh panggang dari api mengharapkan kualitas pendidikan
dapat merata di semua tempat.
Menjamurnya bangunan-bangunan sekolah di
lembaga pendidikan yang tidak layak pakai, sarana dan prasarana jauh dari kata
layak masih menghiasi wajah pendidikan kita hari ini. Utamanya daerah-daerah
pelosok bagian timur yang jauh dari perkotaan masih sangat ketinggalan,
ditambah kualitas pendidikan di masa pandemi menambah potret buram sistem
pendidikan di tanah air. Hal ini menjadi fakta yang tidak bisa dinafikan. Ironisnya
masalah ini terus berbuntut tak kunjung usai. Bahkan Indonesia untuk rangking
pendidikan tingkat ASEAN berada pada urutan ke 55 dari 73 negara
(detiknews.com, 27/ 07/2021). Dari sini nampak jelas kualitas pendidikan RI
memang masih terkategori rendah bahkan masih buruk.
Maka mengharapkan kualitas dan sarana prasarana
dari lembaga sekolah harus dibarengi dengan meratanya bangunan dan
gedung-gedung yang kualitasnya sama bagus dan layak pakai di setiap daerah
tanpa ada perbedaan. Sehingga dengan begitu diharapkan murid-murid tidak khawatir dan merasa minder
dengan sekolah di perkotaan soal kualitas pendidikan sebab di semua tempat
memiliki parameter yang sama. Sehingga hal ini yang mesti pemerintah upayakan
dengan memberi dukungan dan betul-betul terlihat perannya dalam memajukan
sistem pendidikan yang ada di tanah air.
Dengan memperhatikan dan menyelenggarakan serta
menyediakan bangunan-bangunan pada lembaga sekolah layak dengan sarana
prasarana berkualitas. Bukan malah berlepas tangan dan hanya menekan para
tenaga pendidik memberikan pelayanan pengajaran dengan prima tanpa didukung
oleh sarana dan prasarana serta seluruh perangkat pendukung pembelajaran
lainnya yang tidak terpenuhi.
Pendidikan Berkualitas Tanggung Jawab Negara,
Bukan hanya Lembaga Pendidikan.
Arus sistem pendidikan hari ini yang mengadopsi
pendidikan ala liberal dimana negara menyerahkan urusan pendidikan pada
lembaga-lembaga satuan pendidikan, adapun negara hanya berperan sebagai
regulator sehingga kelengkapan bangunan, sarana dan prasarana menjadi tanggung
jawab masing-masing sekolah. Adapun bantuan yang diberikan hanya berupa bantuan
operasional yang belum mampu mengakomodir seluruhnya, bahkan pada lembaga
sekolah swasta sekedar untuk menggaji tenaga honorer masih sulit dipenuhi hak
mereka.
Sebab problem tersebut, sampai saat ini adanya
ketimpangan sekolah di pedesaan dan sekolah perkotaan masih akan terus terjadi
selama peran negara belum menuntaskan persoalan pendidikan ini. Sekolah-sekolah
yang ada di pelosok akan semakin tertinggal karena keterbatasan sarana dan prasarana terlebih sistem telekomunikasi
belum bisa dijangkau. Oleh karena itu, sangat penting menjadi perhatian utama
pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan berkualitas. Tentu semua komponen
baik pemangku kebijakan, dinas pendidikan, tenaga pendidik, maupun masyarakat
harus bersinergi dalam menciptakan iklim pendidikan yang berkualitas. Bukan
hanya menuntut pada tenaga pendidik memberikan pengajaran yang inovatif,
kreatif, dan menyenangkan tetapi harus didukung pula dengan sarana dan
prasarana yang memadai.
Namun mewujudkan pendidikan yang layak dengan
segala kelengkapan sarana dan prasarana di lembaga sekolah akan menjadi utopis
pada sistem pendidikan hari ini. Sebab sistem pendidikan saat ini yang
berlandaskan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) masih kental dengan
aroma kapitalistik. Kebanyakan lembaga pendidikan dibuat dengan skema lahan
bisnis dan usaha yang menggiurkan.
Alhasil, merindukan pendidikan saat ini dengan
kualitas prima hanyalah ilusi semata, sebab landasan pendidikan hari ini masih
mengadopsi pendidikan dengan nilai-nilai sekuler tidak akan bisa memenuhi
pendidikan yang layak karena fasilitas gedung, bangunan, sarana, dan sarana dan
prasarana dari suatu lembaga pendidikan berkualitas dibuat hanya untuk meraup
keuntungan. Karenanya tidak heran untuk bisa bersekolah di tempat-tempat
sekolah yang berkualitas bagus masyarakat harus membayar dengan harga yang
mahal. Pun jika sekolah dengan tarif yang tidak mahal pastinya sarana dan
prasarananya masih jauh dari layak seperti halnya sekolah-sekolah di pelosok
dan di pedesaan.
Pendidikan Layak hanya dengan Islam
Islam sebagai din memiliki seperangkat aturan
yang komprehensif dan memiliki mekanisme pengaturan terhadap urusan kehidupan,
bukan hanya urusan akhirat (perkara ibadah) tetapi juga mengatur masalah
keduniaan (sistem ekonomi, pergaulan, peradilan, sanksi, sampai sistem
pendidikan).
Islam sebagai negara menetapkan bahwa
pendidikan merupakan kebutuhan yang urgen masyarakat butuhkan. Karena itu
menuntut ilmu didalam Islam diwajibkan tiap individu tanpa terkecuali. Dan
akses akan pendidikan wajib
dipenuhi oleh negara dengan segala
fasilitas dengan kualitas yang sama di setiap tempat tanpa dibeda-bedakan.
Negara dengan segenap kemampuannya menyelenggarakan
pendidikan yang mudah diakses oleh masyarat baik miskin maupun kaya tanpa
membeda-bedakan kasta dan kedudukan. Bukan hanya itu semua fasilitas sekolah,
sarana dan prasarana, gedung, laboratorium, serta unsur pendukung lainnya
bahkan sebaran tenaga pendidik memiliki kualitas yang sama. Sehingga sekolah
yang ada disatu wilayah sama dengan di wilayah lain. Hal ini sudah pernah
diterapkan ketika Islam berjaya dan aturannya diterapkan dalam semua lini
kehidupan.
Sebagaimana sejarah pernah mencatatnya dengan
tinta emas bahwa sistem pendidikan Islam adalah sister terbaik dalam
menghasilkan ilmuwan-ilmuwan yang sangat berjasa berkat penemuan mereka bahkan
hingga berpengaruh saat ini. Alhasil,
kita menemukan berkat pendidikan Islam yang berbasis wahyu ini mampu
menciptakan peradaban yang luar biasa. Dimana ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang dengan pesatnya. Bahkan masyarakat barat ikut tertarik datang
menempuh study di dunia Islam.
Gambaran ini sudah cukup menjelaskan bagaimana
keberhasilan sistem pengajaran dan pendidikan Islam berhasil menciptakan
mercusuar peradaban diseluruh dunia pada saat itu. Sebab negara turut memainkan
perannya sebagai pionir utama dalam menyelenggrakan pendidikan secara gratis
dengan segala fasilitas, sarana dan prasarana, gedung riset, perpustakaan
berikut segala unsur-unsur pendukungnya sangat memadai. Sehingga kemanapun
menempuh pendidikan selama di dalam negara Islam kualitas pendidikan sama dan
merata di seluruh wilayah. Ini bisa ditemukan kuliatas pendidikan yang ada di
Baghdad sama baiknya dengan kualitas pendidikan yang ada di Andalusia. Dimana
tempat ini menjadi pusat berkembangnya ilmu pengetahuan dan sains.
Demikian gambaran keseriusan bagaimana negara
Islam dalam menyelenggarakan sistem pendidikan dengan kualitas nomor terbaik
dan sangat layak. Alhasil solusi dari buruknya sistem pendidikan hari ini
adalah dengan menjadikan sistem pendidikan Islam yang berbasis wahyu. Namun
sistem pendidikan Islam tidak akan bisa diwujudkan jika negara masih saja
mengadopsi kapitalisme-sekuler. Wallahu 'alam.
Post a Comment