ISLAM SOLUSI HANDAL, TUNTASKAN GANGGUAN MENTAL
Astina
Jauh
sebelum pandemi COVID-19, angka kasus gangguan kesehatan mental telah
menunjukkan tren peningkatan di level global maupun Indonesia. Pandemi telah
membuat masalah kesehatan jiwa makin meningkat. Ini semestinya menjadi
pengingat bagi mayoritas negara untuk memperkuat sistem kesehatan mental.
Gangguan
kesehatan mental merupakan masalah yang kompleks dan bisa bermacam-macam
bentuknya, seperti dijelaskan dalam klasifikasi penyakit internasional
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam definisi itu, gangguan kesehatan mental
mencakup banyak bentuk, termasuk depresi, kecemasan, bipolar, gangguan makan,
dan skizofrenia.
Bunuh
diri, seperti kasus mahasiswa di Yogyakarta baru-baru ini, merupakan masalah
besar gangguan kesehatan mental yang perlu menjadi perhatian dan dicegah oleh
banyak pihak. Secara global, bunuh diri adalah penyebab kematian keempat di
antara orang berusia 15-29 tahun.
Jumlah
orang dengan gangguan perkembangan mental berdasarkan data lebih banyak terjadi
pada perempuan daripada laki-laki. Menurut Ilham Akhsanu Ridho, dosen dan
peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, perempuan di
Indonesia rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena mengalami beban
ganda dalam keluarga dan tempat kerja.
Gangguan
mental yang terjadi di Indonesia terdiri dari berbagai macam gangguan jiwa dari
yang ringan sampai berat. Gangguan jiwa terjadi tidak hanya pada orang dewasa
tapi juga tejadi pada anak-anak. Indonesia adalah negara yang tidak terlalu
difokuskan pada kesehatan mental dan tidak terlalu terekspos. Berbeda dengan
negara jepang yang memiliki jumlah kasus bunuh diri yang sangat banyak sehingga
negara jepang terkenal dengan kasus bunuh dirinya padahal negara tersebut
adalah negara yang cukup maju. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman
perihal dunia dan akhirat dalam masyarakat jepang.
Indonesia
adalah negara yang didalamnya juga tentu terjadi kasus bunuh diri yang
disebabkan oleh mental individu tersebut. Pada beberapa kasus terjadi bunuh
diri karena perihal putus cinta, perkara hutang dan beberapa perkara lain.
Menurut Rizqy Amelia Zein, dosen Psikologi Kepribadian dan Sosial Universitas
Airlangga, jika ada satu anggota keluarga memiliki masalah gangguan kesehatan
mental yang berat, maka beban perawatan di keluarga tersebut meningkat. “Sebab,
anggota keluarga yang lain harus membantu dan menangani yang sakit. Jadi bukan
hanya produktivitas yang sakit yang terganggu, yang tidak sakit juga terganggu
produktivitasnya karena harus merawat yang sakit,”. Karena itu, kata dia,
isu-isu kesehatan mental menjadi perhatian serius di negara-negara maju,
ketimbang di negara-negara berkembang. Sebab, kesehatan mental bisa berdampak
atau mempengaruhi produktivitas masyarakat.
Kesehatan
mental merupakan hal penting yang perlu dijaga. Tidak hanya berlaku pada orang
dewasa, anak-anak, remaja, bahkan lansia pun harus peka dan sadar terhadap
kesehatan mental. Dalam perspektif Islam, penyakit jiwa sering diidentikkan
dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (al-akhlaq al-mazmumah),
seperti sifat tamak, dengki, iri hati, arogan, emosional dan seterusnya.
Kembali
Kepada Islam
Islam
memiliki ajaran dan petunjuk yang dapat menyehatkan mental seseorang dengan
cara memberikan petunjuk yang tepat dan benar dalam memandang setiap persoalan
hidup. Terjadinya gangguan kesehatan mental di masyarakat disebabkan oleh
sistem yang jauh dari Islam yaitu sistem kapitalisme yang mengesampingkan
kebaikan akhlak dari masyarakatnya. Banyaknya faktor yang menjadi penyebab
terjadinya gangguan mental menunjukkan bahwa gangguan mental adalah problem
sistemik. Oleh karena itu membutuhkan solusi sistemik pula. Islam sebagai
sistem hidup memiliki solusi untuk mengatasi persoalan ini secara sistemik. Wallahu a'lam.
Post a Comment