Di Mana Sains dan Agama Bertemu dalam Islam?
Dalam artikel yang ditulis oleh Colleen Walsh pada Islamicity.org menyoal pembicaraan tentang di mana dan bagaimana sains dan agama saling bertemu telah berlangsung selama berabad-abad. Ini juga merupakan bagian reguler dari wacana kontemporer. Diskusi ini menjadi sorotan pada kuliah Paul Tillich 2007-08 pada hari Senin (5 Mei) di aula kuliah B Pusat Sains, di mana seorang astrofisikawan dan sarjana agama terkemuka mengeksplorasi dimensi yang lebih dalam dari hubungan sains dengan Islam.
Kuliah tahunan tersebut dinamai untuk menghormati Paul Tillich, seorang teolog dan filsuf kelahiran Jerman yang hebat dan menjadi Profesor Universitas di Universitas Harvard dari tahun 1954 hingga 1962
Dalam Islam, sains dan agama tidak dianggap sebagai hal yang terpisah. Sebaliknya, mereka sering dianggap sebagai dua cara yang berbeda untuk memahami kebenaran yang sama. Al-Qur'an, teks suci Islam, berisi banyak ayat yang menggambarkan fenomena alam, dan para cendekiawan Muslim telah lama menggunakan Al-Qur'an untuk mendukung gagasan bahwa sains dan agama dapat bekerja sama.
Misalnya, Al-Qur'an menyebutkan bahwa air di laut asin dan air di mata air tawar tidak bercampur (25:53). Ini adalah fakta yang telah dibuktikan oleh sains modern. Al-Qur'an juga menyebutkan bahwa gunung-gunung berfungsi sebagai pasak untuk bumi (16:4). Ini adalah gagasan yang telah didukung oleh penelitian geofisika.
Para cendekiawan Muslim percaya bahwa Al-Qur'an tidak hanya berisi informasi tentang sains, tetapi juga memberikan arahan tentang cara menggunakan sains untuk meningkatkan kehidupan manusia. Misalnya, Al-Qur'an mendorong umat Islam untuk mencari pengetahuan (10:51) dan untuk menggunakan pengetahuan mereka untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik (2:251).
Hari ini, banyak Muslim yang bekerja di bidang sains dan teknologi. Mereka menggunakan pengetahuan mereka untuk mengembangkan obat-obatan baru, menemukan sumber energi terbarukan, dan memerangi kemiskinan dan kelaparan. Mereka percaya bahwa dengan menggunakan sains untuk tujuan yang mulia, mereka dapat memenuhi tujuan Islam untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Singkatnya, sains dan agama dapat bekerja sama untuk meningkatkan kehidupan manusia. Ketika sains digunakan untuk memahami kebenaran yang terkandung dalam Al-Qur'an, dan ketika agama digunakan untuk memberikan arahan tentang cara menggunakan sains untuk kebaikan, maka keduanya dapat saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. [IDN]
Post a Comment