Posisi Negeri Kaum Muslimin sebagai Boneka dalam Membantu Palestina
Magister Kajian Timur Tengah dan Islam tersebut, menekankan pentingnya membicarakan solusi selain fakta penindasan. Ia mengajak mereka yang memahami solusi untuk menyampaikannya kepada umat agar sistem Islam dapat diterapkan secara menyeluruh dalam kerangka negara.
Menurut Iranti, dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah, entitas penjajah Yahudi akan mendapat balasan setimpal setelah serangan besar-besaran terhadap Jenin, Tepi Barat, Palestina dalam beberapa hari terakhir.
Iranti menyatakan bahwa selama tidak ada khilafah atau negara yang menerapkan aturan Islam secara total, serangan-serangan akan terus terjadi dan menargetkan saudara kita di Palestina dan wilayah lainnya.
Pernyataan IDF, angkatan bersenjata entitas penjajah Yahudi, yang menyebut serangan terhadap Jenin sebagai upaya kontra-terorisme dan hanya menargetkan infrastruktur teroris, menurut Iranti hanyalah dalih semata.
Iranti menekankan bahwa pada saat yang sama, militer entitas penjajah Yahudi melakukan tindakan teror terhadap warga Palestina dengan senjata-senjata mematikan seperti senjata mesin, roket, rudal, dan peluru.
Dia mengajukan pertanyaan apakah tindakan tersebut tidak dapat dianggap sebagai tindakan kontra-terorisme dalam perspektif orang Palestina.
Iranti juga heran dengan sikap para penguasa negara-negara Muslim yang, dengan alasan ingin membantu saudara seagama di Palestina, justru menjalin hubungan diplomatik dengan entitas penjajah Yahudi.
Dia menyatakan bahwa itu tidak masuk akal ketika ingin membantu Palestina tetapi bersahabat dan berjabat tangan dengan musuh tersebut, merujuk pada negara-negara Muslim yang melakukan "normalisasi" dengan entitas penjajah Yahudi.
Karena itu, Iranti menganggap sangat penting bagi umat Islam untuk memahami hubungan antarnegara dalam perspektif Islam agar tidak menjadi boneka bagi pihak yang seharusnya menjadi musuh. Menurutnya, itulah yang harus dibangun. [IDN]
Post a Comment