Gempuran Tanah Palestina, Umat Terpanggil
Dari Nu’man bin Basyir dia berkata:
Rasulullah saw. Bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling
mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah
satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak
bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).’ (HR. Bukhari dan Muslim).
Di terbitkan dari Kementerian Luar
Negeri Indonesia (Kemlu RI), menyuarakan keprihatinannya atas peningkatan
eskalasi konflik antara Palestina dan Israel yang terjadi dalam dua hari
terakhir. Berdasarkan laporan dari CNN sebanyak 532 orang dilaporkan meninggal
dari kedua belah pihak.
Dalam pernyataan resmi Kemenlu
mengatakan bahwa perdamaian antara Palestina dan Israel harus segera dicapai.
Salah satunya dengan merunut kembali akar persoalan yang menyulut konflik di
Gaza. (Sumber: katadata.co.id/8/10/2023).
Sikap Apatis Negeri Muslim, Palestina
Terus Terjajah
Kembali kita menyaksikan keberanian para
pemuda muslim, khususnya Hamas, dalam berjihad melawan kaum Yahudi penjajah di
Palestina. Sejak hari pertama serangan Hamas, tidak kurang dari 5.000 roket
ditembakkan dari Gaza ke arah kaum Yahudi penjajah yang telah lama merampas
tanah Palestina. Tentu saja serangan Hamas secara mendadak ini banyak memakan
korban di pihak Yahudi. Ratusan orang Yahudi, khususnya para tentara mereka,
terbunuh. Ratusan lainnya terluka.
Namun demikian, seperti biasa,
pembalasan kaum Yahudi penjajah jauh lebih besar dan lebih brutal. Mereka
membabi-buta menyerang warga Palestina. Sebuah sumber koran lokal menyebutkan,
serangan brutal Yahudi penjajah tersebut telah menewaskan 770 warga Palestina,
termasuk 140 anak-anak dan 120 wanita. Kemungkinan besar jumlah korban dari
pihak Palestina akan terus bertambah. Apalagi dikabarkan bahwa Amerika Serikat
telah mengirim bantuan militer untuk membantu kaum Yahudi penjajah dalam rangka
menumpas perlawanan kaum Muslim Palestina.
Di sisi lain, seperti biasanya tidak ada
sama sekali bantuan militer dari negara-negara Arab dan Islam untuk membantu
kaum muslim Palestina dalam melawan kaum Yahudi penjajah. Seperti biasa pula,
para penguasa Arab dan Islam memilih terdiam selayaknya pengecut. Mereka hanya
berani mengecam. Paling banter mereka hanya menyerukan agar kedua pihak saling
menghentikan serangan. Pada saat yang sama, ratusan ribu bahkan jutaan tentara
mereka tetap mereka biarkan “menganggur” di barak-barak mereka.
Hendaknya kita kembali mengingat sejarah
bahwa tanah Palestina adalah tanah yang diberkahi dan Palestina bagian dari
negeri Syam. Syam tidak bisa dipisahkan dari ajaran Islam. Syam adalah negeri
yang terdiri dari Suriah, Yordania, Lebanon, dan Palestina (termasuk yang
diduduki Israel) saat ini. Rasulullah saw. memberikan banyak pujian pada negeri
Syam. Di antaranya:
“Keberuntungan bagi penduduk Syam,” Kami
bertanya, “Karena apa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena para
malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada mereka (penduduk Syam).” (HR
At-Tirmidzi).
Syam juga adalah negeri para nabi.
Rasulullah saw. pernah bersabda, “Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada
sejengkal pun Kota Baitulmaqdis, kecuali seorang nabi atau malaikat pernah
berdoa atau berdiri di sana.” (HR At-Tirmidzi).
Di Palestina, sebagai bagian dari negeri
Syam, juga terdapat Masjidilaqsa. Masjid ini merupakan kiblat pertama kaum
muslim dan tempat singgah perjalanan Isra Mikraj. Wilayah di sekitarnya juga
tempat yang Allah berkahi (Lihat: QS Al-Isra’ [17]: 1). Khusus terkait
keutamaan Masjidilaqsa, Rasulullah saw. bersabda,
“Datangilah Masjidilaqsa. Lalu salatlah
di dalamnya karena sungguh salat di sana seperti seribu kali salat di tempat
lain.” (HR Ahmad).
Masjidilaqsa adalah tempat suci ketiga
bagi umat Islam dan satu dari tiga masjid yang rasulullah saw. rekomendasikan
untuk dikunjungi. Beliau bersabda, “Tidaklah diadakan perjalanan dengan sengaja
kecuali ke tiga masjid: Masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah), Masjidilharam
(di Makkah) dan Masjidilaqsa.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Fakta lainnya, Palestina adalah tanah
air kaum muslim dan telah berabad-abad menjadi bagian dari wilayah Islam. Kaum
muslim pun terikat dengan Palestina serta Yerusalem karena dua alasan. Pertama,
wilayah Yerusalem telah menjadi bagian dari negeri-negeri Islam dengan status
sebagai tanah kharaj sejak era Kekhilafahan Umar bin al-Khaththab ra. pada 637
M. Setelah peperangan yang berkecamuk selama berbulan-bulan, akhirnya Uskup
Yerusalem, Sophronius, menyerahkan kunci Kota Yerusalem kepada Khalifah Umar
bin al-Khaththab ra. secara langsung.
Kedua, kaum muslim terikat dengan kaum
Nasrani Yerusalem untuk melindungi negeri tersebut lewat Perjanjian Umariyah.
Dalam perjanjian tersebut, Khilafah berkewajiban memberikan jaminan kepada kaum
Nasrani baik terkait harta, jiwa, dan ibadah mereka. Khilafah juga diminta
untuk tidak mengizinkan orang-orang Yahudi tinggal bersama kaum Nasrani dan
kaum muslim di Yerusalem. Khalifah Umar kemudian menjamin tidak ada satu pun
orang Yahudi yang lewat dan bermalam di wilayah tersebut. Perjanjian Khalifah
Umar dengan kaum Nasrani Yerusalem ini mengikat kaum muslim hari ini bahkan
hingga akhir zaman.
Dengan alasan inilah, haram hukumnya
mengakui keberadaan negara Yahudi penjajah di Palestina. Haram pula mengambil
solusi dua negara yang diusulkan PBB dan negara-negara Barat. Semua itu
hakikatnya sama dengan mengakui keberadaan kaum Yahudi penjajah di tanah kaum
muslim.
Ironinya, hari ini sejumlah penguasa
Arab dan Islam malah mengakui keberadaan negara Israel serta menjalin hubungan diplomatik
dan kerja sama lainnya, yaitu Mesir, Yordania, UEA, Arab Saudi, Maroko,
Bahrain, Sudan, dan Turki.
Pendudukan kaum Yahudi penjajah atas
Palestina bukan sekadar mengakibatkan kematian ratusan ribu warganya, tetapi
juga menciptakan penderitaan yang terus-menerus yang dialami jutaan warga
lainnya. Dengan demikian masih bercokolnya kaum Yahudi penjajah inilah yang
menjadi pangkal persoalan di tanah Palestina dan menyebabkan penderitaan kaum
muslim berkepanjangan.
Oleh karena itu, kaum Yahudi penjajah
wajib diusir dari tanah Palestina. Mereka hanya bisa diusir dari tanah suci
tersebut dengan mengerahkan pasukan militer. Allah Swt. berfirman,
“Perangilah mereka di mana saja kalian
menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.”
(TQS Al-Baqarah [2]: 191).
Oleh karena itu, sudah sepantasnya para
penguasa Arab dan muslim mengirimkan tentara mereka untuk membantu para
mujahidin Palestina dalam mengusir kaum Yahudi penjajah dari negara itu.
Di sisi lain, jihad (berperang melawan
musuh) di jalan Allah Swt. adalah amalan yang utama. Rasulullah saw. bersabda:
“Berjaga-jaga satu jam di medan perang
fi sabilillah adalah lebih baik daripada menghidupkan Lailatulqadar di dekat
Hajar Aswad.” (HR Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).
Oleh karena itu pula, sudah sepantasnya
kaum muslim di mana pun, khususnya para perwira dan prajurit muslim, menyambut
panggilan jihad dari mana pun, termasuk dari Bumi Palestina. Tidak sepantasnya
mereka berdiam diri dan berpangku tangan.
Hanya Khilafah Islamiyah Mampu
Melindungi Palestina
Jika dihitung sejak pendudukan Israel
sekaligus pendirian negara Yahudi itu di Palestina pada 1948 hingga hari ini,
maka tragedi Palestina sudah berumur sekira 75 tahun. Selama itu pula sudah
tidak terhitung korban di pihak rakyat Palestina oleh kebiadaban Yahudi
tersebut. Kekejaman demi kekejaman yang dilakukan oleh Yahudi terhadap rakyat
Palestina seolah tidak pernah akan berhenti. Terus berulang dari waktu ke
waktu. Bahkan hingga hari ini.
Di sisi lain, tanpa bermaksud meremehkan,
jihad yang hanya melibatkan sebagian kaum muslim Palestina terbukti sampai hari
ini belum berhasil mengusir kaum Yahudi penjajah dari Bumi Palestina. Di sisi
lain, melibatkan pasukan kaum muslim dari seluruh dunia untuk membantu
mujahidin Palestina juga tidak mudah. Tentu karena adanya penghalang berupa
sekat-sekat negara-bangsa yang hakikatnya merupakan buatan kaum penjajah Barat.
Oleh karena itu, umat memang membutuhkan
seorang khalifah, pemimpin kaum muslim sedunia. Rasulullah saw. telah bersabda,
“Imam (Khalifah) adalah perisai, di
belakangnya kaum muslim berperang dan berlindung.” (HR Al-Bukhari Muslim).
Khalifah yang akan menyerukan sekaligus
memimpin langsung pasukan kaum muslim di seluruh dunia untuk membebaskan tanah
Palestina dan menyelamatkan kaum muslim di sana. Dengan demikian dalam naungan
negara Khilafah Islamiyah kaum muslim di berbagai negeri di mana pun mereka
ditindas terselamatkan. Di sinilah, pentingnya umat ini untuk serius dan
sungguh-sungguh untuk memperjuangkan kembalinya Khilafah ala minhaj Nubuwwah
(Khilafah yang mengikuti metode kenabian).
‘Ala kulli hal, haram hukumnya kita
membiarkan kaum muslim Palestina menderita tanpa pembelaan. Haram pula kita
membiarkan Palestina tetap dikuasai kaum Yahudi penjajah. Sebabnya, jika kita
hanya diam, berarti kita telah berkhianat kepada bangsa Palestina, saudara
sesama muslim; berkhianat kepada Umar bin Al-Khaththab ra. yang telah
membebaskan Tanah Palestina untuk pertama kalinya; berkhianat kepada Sultan
Abdul Hamid II dan para khalifah yang beratus-ratus tahun mempertahankan Bumi
Palestina; berkhianat kepada para syuhada yang telah mempersembahkan darah dan
nyawanya demi kemerdekaan Palestina; bahkan berkhianat kepada Allah Swt. dan
Rasul-Nya yang telah menetapkan Palestina sebagai tanah milik kaum muslim.
Wallahualam bissawab.
Post a Comment