Z1onaz1 Memerangi Generasi Masa Depan
Indonesia Neo, TELADAN - "Ini adalah perang atas anak-anak di Gaza", begitulah juru bicara Unicef, James Elder mengungkapkan kesedihannya saat melihat banyak sekali keadaan anak-anak Gaza yang nestapa akibat pembantaian z1onaz1. Mereka seakan sejak awal memang menarget wanita dan anak-anak sebagai bentuk serangannya pada pejuang. Z1onaz1 terlalu takut menghadapi singa Gaza, maka mereka berusaha membunuh singa-singa kecilnya!
Aku menulis tentang ini ketika mata masih sembab, setelah melihat anak-anak Gaza yang hanya dalam sehari setelah gencatan senjata berubah menjadi yatim. Sekitar sepekan lamanya, seorang anak bisa merasakan hangatnya pelukan ayah sembari mencari makan bersama di tenda-tenda pengungsian yang didatangi truk bantuan. Sang anak merasa hidupnya akan baik-baik saja, selama ia masih bisa menggandeng tangan ayahnya. Tapi gencatan itu usai, musuh menyerang membabi buta, dan ayahnya syahid tepat di hadapannya.
Ada pula rasa geram ketika membaca media-media z1onaz1 yang dengan entengnya menuduh warga Gaza sedang bersandiwara. Bahkan mereka mengatakan bahwa jasad anak kecil yang telah dikafani dan digendong oleh orangtuanya sebagai boneka plastik. Sedih, geram, marah jadi satu. Marah pada penjajah, marah pada pemimpin negeri-negeri muslim, juga pada diri sendiri. Kenapa kita selupa ini, senaif ini, padahal Gaza terus diserang tapi pembelaan kita malah mulai terbenam!
Dari 22 ribu syuhada sejak serangan z1onaz1 pada awal Oktober 2023, sekitar 6000 adalah anak-anak. Ya, 6000 anak-anak dengan mimpinya, senyum dan sedihnya, kenangan dan cita-citanya, harapan dan ide masa depannya. Angka itu adalah nyawa generasi penerus yang masih lugu melihat dunia. Dan musuh sebarbar itu menyerang mereka; hingga ditemukan jasadnya di antara jepitan reruntuhan, di dekat sumber air ketika mereka mengantri minuman, hingga bahkan yang gugur seketika pada sedang bermain di tenda pengungsian.
"Gencatan senjata telah berakhir. Kami sudah bisa mendengar ledakan bom dan saya berada di rumah sakit. Ada korban luka sekitar 50 meter dari sini. Ini adalah rumah sakit terbesar yang masih berfungsi", kata James Elder dalam kesaksiannya, "kelambanan orang-orang berpengaruh memungkinkan terjadinya pembunuhan anak-anak. Ini adalah perang terhadap anak-anak."
Apakah kini z1onaz1 memang ingin berperan sebagai Fir'aun?
Mereka pun tahu kisahnya. Kisah tentang sebuah kekuatan besar yang diliputi mimpi buruk tentang kehancurannya. Fir'aun yang angkuh dan merasa tak terkalahkan itu merasa dirinya harus memberangus setiap anak laki-laki yang lahir dari rahim wanita Bani Israil. Ya z1onaz1 tahu betul kisah itu. Apa mereka sedang meniru Fir'aun untuk menghalangi datangnya generasi yang akan meluluhlantakkan keangkuhannya?
Bukankah mereka pun tahu sebanyak apapun Fir'aun menyakiti anak-anak, meringkus mereka agar kuasanya bertahan; pada akhirnya Musa pun datang dan meringkus kesombongannya?
Anak-anak Gaza tidak akan diam melihat kesombongan z1onaz1. Bukan, bukan hanya anak-anak Gaza. Kini anak-anak Umat Islam seluruh dunia melihat sendiri kesombongan"Fir'aun" modern dalam layar gawai dan kisah para ustadz yang mereka dengarkan. Musuh sedang mempertontonkan kejahatannya; maka sejuta Musa akan datang kelak untuk mengantarnya ke laut kehancuran!
Sejuta Musa yang akan meruntuhkan Fir'aun.
Sejuta Daud yang akan merobohkan Jalut.
Sejuta Yusuf yang akan menjawab panggilan sejarah untuk memimpin negeri dengan adil.
Sejuta Yahya yang penuh ilmu dan kekuatan jiwa untuk mengarahkan umat.
Musuh bisa saja menghancurkan kebun bunga, tapi mereka tak pernah akan mampu menghalau datangnya musim semi!
Sumber: Telegram GenSa Channel
Post a Comment