Header Ads


Generasi Terancam, Sampai Kapan Kita Diam?

 Oleh: Ummu Hanun*)

Anak adalah generasi penerus yang membangun peradaban mulia. Akan tetapi pada faktanya beberapa waktu terakhir ini, berbagai kejadian kriminal yang pelakunya adalah anak, marak terjadi di negeri kita yang membuat kita miris. 

Seperti kasus yang terjadi di Kota Sukabumi , seorang anak laki-laki berinisial MA (6 tahun) menjadi korban pembunuhan, tidak hanya dibunuh, anak ini juga menjadi korban kekerasan seksual. Pengungkapan tersebut dilakukan Polres Sukabumi Kota, usai melalui serangkaian penyelidikan terhadap kematian korban yang mayatnya ditemukan tewas di jurang perkebunan dekat rumah neneknya di wilayah kabupaten Sukabumi.  Terbukti pelaku pembunuhan adalah seorang pelajar SMP yang masih berusia 14 tahun.

Kasus kriminalitas dengan pelaku anak, menurut data dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM , menunjukkan peningkatan pada periode 2020 hingga 2023. Per 26 Agustus 2023, tercatat hampir 2.000 anak berkonflik dengan hukum. Sebanyak 1.467 anak di antaranya berstatus tahanan dan masih menjalani proses peradilan, sementara 526 anak sedang menjalani hukuman sebagai narapidana.

Dalam data KPAI tahun 2020, tindakan kekerasan fisik dan kekerasan seksual masih menjadi tindakan kriminal yang paling banyak dilakukan oleh anak. Data menunjukkan kekerasan fisik mencakup 29,2% dan kekerasan seksual mencakup 22,1% dari total keseluruhan tindak pidana.

Meningkatnya kasus kriminalitas dengan pelaku anak menjadi keprihatinan dan pekerjaan kita  bersama untuk mengatasinya. Perlu mencari tahu faktor penyebab meningkatnya kasus kriminalitas dengan pelaku anak. 

Selama kehidupan kita jauh dari aturan Islam, tentu masalah tidak akan pernah bisa terselesaikan dengan tuntas. Kasus kriminalitas dengan pelaku anak menjadi salah satu masalah yang disebabkan karena diterapkannya sistem kapitalisme yang asasnya sekulerisme. Dimana karena sistem kapitalisme lah, orang tua yang seharusnya berfungsi untuk mendidik anak tetapi malah sibuk bekerja. Bukan saja seorang ayah yang bekerja, akan tetapi ibu pun ikut bekerja dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tidak mencukupi. Akibatnya anak tidak mendapatkan pendidikan yang layak khususnya pendidikan agama yang membentuk kepribadiannya sejak kecil. Kalaupun anak dididik dengan pendidikan, akan tetapi asasnya berupa materi tanpa diimbangi dengan pendidikan agama.  

Selain itu , lalainya orang tua dalam mendidik anak karena kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan agama bagi anak.  Minimnya ilmu agama menjadi salah satu faktor penyebab gagalnya orang tua mendidik anak dengan benar. Anak hanya diberikan materi tanpa diberikan pendidikan agama yang benar.

Faktor lingkungan pun menjadi salah satu penyebab kriminalitas meningkat. Masyarakat yang permisif dan acuh sehingga membuat pelaku mudah untuk melakukan tindak kejahatan 

Jika kita menggali secara lebih mendalam, seharusnya negaralah yang semestinya menjadi pihak yang paling bertanggungjawab atas terjadinya kasus pelanggaran hukum. Mengapa demikian?

Negara tidak memahami penyebab munculnya kasus kriminalitas adalah penyebab yang bersifat sistematis yaitu karena diterapkannya sistem sekulerisme , liberalisme, dan demokrasi yang merupakan anak dari kapitalisme. Minimnya pelajaran agama yang diberikan anak-anak disekolah memperparah kerusakan anak. Negara umumnya hanya sebatas memberikan sanksi semata. Sanksinya pun tidak sama sekali memberikan efek jera bagi pelakunya. Bahkan pelaku kriminal semakin bertambah. 


Solusi Islam

Membentuk kepribadian anak menjadi anak yang sholeh dan sholehah tidak bisa dilakukan secara instan. Butuh waktu sejak usia dini agar terbentuk pribadi yang kokoh. Selain itu butuh pendidikan dan pola pengasuhan yang benar yaitu berasaskan akidah Islam. Islam mengajarkan bahwa kepribadian dalam Islam tidak dilihat dari fisik dan materi yang dimiliki. Tetapi kepribadian Islam terbentuk dari pola pikir yang Islami dan pola sikap yang Islami. Orang tua harus memahami bagaimana agar anak bisa memiliki kepribadian yang  Islami

Selain itu , lingkungan masyarakat haruslah ada upaya beramar ma’ruf nahy munkar. Tidak bersikap permisif dan individualisme. Dengan begitu pelaku kejahatan tidak mudah melakukan tindak kriminalitas.

Negara sebagai sentral penerapan aturan. Memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku tindak kriminal untuk menjerakan sekaligus mencegah kembalinya tindak kriminal. Selain itu, negara mewujudkan kesejahteraan rakyat agar orang tua mampu menjalankan fungsinya sebagai orang tua yaitu memberikan pendidikan yang sesuai dengan Islam. Sistem pendidikan pun seharusnya berasaskan Islam agar semakin kokoh kepribadian Islam yang dimiliki oleh anak. Yang lebih utama adalah negara menerapkan Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah Islamiyah.[]

 *) Pendidik Generasi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.