Header Ads


Ahmad Hanafi Rais Mengundurkan Diri dari DPR: Konsekuensi dari Akidah

Ahmad Hanafi Rais (Sumber: https://mustanir.net/)


IndonesiaNeo - Sebagaimana diwartakan oleh Media Muslim Cerdas (07/07/2024) bahwa Ahmad Hanafi Rais mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024. Keputusan ini diambil sebagai konsekuensi dari keyakinan akidah yang ia pegang teguh.


Konsekuensi Akidah

"Saya mundur itu adalah konsekuensi akidah yang saya yakini," ujar Hanafi Rais dalam acara Bincang Hangat Fokus Spesial: Hijrah dan Politik, Ahad (30/6/2024) di kanal YouTube UIY Official. Menurutnya, aktivitas di DPR sudah tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam al-Qur’an dan ajaran Rasulullah ﷺ.


Bukan Apolitik

Hanafi Rais menegaskan bahwa pengunduran dirinya dari politik bukan berarti ia menjadi apolitik. "Tapi saya ingin mengatakan juga bahwa bukan berarti kalau mundur dari politik lantas apolitik, bukan juga," tegasnya. Baginya, definisi politik tergantung pada pemahaman individu terhadap konsep politik itu sendiri. "Kita mendefinisikan politik itu apa," jelasnya.


Pemahaman Politik Baru

Ia menyatakan bahwa keputusannya sudah bulat setelah menemukan pemahaman politik yang mengatasi kegelisahannya. "Sudah ketemu jawabannya, madep mantep," tandasnya. Hanafi menjelaskan bahwa pemahaman politik dapat berubah seiring perubahan pengertian tentang politik itu sendiri. Jika sebelumnya politik dipahami sebagai "who gets what and how" (siapa mendapatkan apa dan bagaimana caranya), kini baginya, politik memiliki makna yang lebih dalam.


Definisi Politik Menurut Tradisi Islam

Hanafi Rais memaparkan definisi politik menurut tradisi Islam. "Politik itu adalah as siyasah, yakni ri’ayatus su’unil ummah bil Islam dakhiliyan wa kharijiyan. Politik itu mengurusi urusannya masyarakat dengan cara Islam, baik dalam urusan domestik maupun luar negeri," jelasnya. Ia menambahkan bahwa pengertian ini tidak tergantung pada individu, waktu, atau kekuasaan. "Karena ngurusin umat itu, ngurusin masyarakat itu day to day sifatnya," katanya.


Problem Judi Online

Sebagai contoh masalah nyata yang dihadapi masyarakat, Hanafi menyoroti problem judi online yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk eksekutif, legislatif, penegak hukum, dan masyarakat umum. "Ini semua lapisan masyarakat, katanya dari eksekutif, legislatif, sampai penegak hukum maupun masyarakat biasa aja terjerat judi online. Inilah problem nyata," ujarnya.


Solusi Sistemik

Hanafi menekankan pentingnya mencari solusi sistemik untuk masalah judi online. "Untuk menemukan solusinya maka harus mempelajari faktanya dulu, akar masalahnya itu apa. Untuk kemudian membaca fakta, menemukan akar masalahnya kemudian menghadirkan solusi dan membuat solusi itu menjadi efektif, itu adalah politik," terangnya. Ia mengkritik pendekatan yang hanya menyelesaikan akibat tanpa menyelesaikan sebab, seperti wacana bansos untuk korban judi online. "Ini kan namanya menyelesaikan akibat, tapi sebabnya dibiarkan saja," sesalnya.


Peran Politik dalam Menyelesaikan Masalah

Menurutnya, menyelesaikan masalah judi online tidak perlu menunggu pemilu, presiden baru, atau pelantikan anggota DPR yang baru. "Siapa pun punya kewajiban untuk kemudian bersama-sama memberikan solusi atas ini," ucapnya. Hanafi menegaskan bahwa jabatan dan kekuasaan harus digunakan untuk menyelesaikan masalah sistemik. "Dari situ kemudian politik menjadi twenty-four hours, urusan masyarakat itu 24 jam."

Hanafi Rais berharap pemahaman politik yang baru ini dapat menggantikan definisi lama yang berfokus pada individu dan cara memperoleh kekuasaan. "Itulah, kenapa saya kira, definisi ini menjadi lebih membuat semangat justru, dan mestinya ini yang kemudian menggeser, menggusur definisi lama," pungkasnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.