Jebakan Utang: Solusi dan Pengelolaan Keuangan Negara
IndonesiaNeo - Negara-negara di dunia tengah berutang sebesar US$91 triliun atau setara Rp1.492.186 triliun, jumlah yang hampir sama dengan ukuran perekonomian global. Kenaikan utang ini disebut akan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat dunia. Di Indonesia, menurut laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), nilai utang pemerintah per 31 Mei 2024 mencapai Rp8.353,02 triliun. Rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga naik dari 38,64% pada April 2024 menjadi 38,71% pada Mei 2024. Pemerintah mengatakan, rasio ini masih di bawah batas aman.
Pakar ekonomi Islam Nida Saadah, S.E., M.E.I., Ak. menyatakan, Indonesia telah masuk dalam jebakan utang atau debt trap. Jebakan utang terjadi saat sebuah negara membiayai proyeknya dengan berutang kepada negara luar atau lembaga keuangan internasional. Utang tersebut akan terus bertambah jika tidak dilunasi sesuai dengan waktunya karena adanya suku bunga yang harus dibayar.
Akibatnya, utang tersebut tidak akan pernah dilunasi dan negara yang berutang akan mengalami kesulitan ekonomi. Saat utang jatuh tempo, negara harus melunasi dengan mata uang yang ditetapkan oleh negara pemberi utang. Hal ini dapat menyebabkan mata uang negara berutang mengalami depresiasi yang signifikan. Contohnya adalah krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997-1998.
Jebakan utang juga berdampak pada sistem keuangan negara dalam jangka panjang. Utang yang semakin bertambah harus dilunasi dengan aset yang dimiliki oleh negara, seperti lahan dan sumber daya alam. Hal ini dapat menyebabkan negara yang berutang menjadi rentan terhadap intervensi dan dominasi oleh negara pemberi utang.
Menurut Nida, solusi untuk menghindari jebakan utang adalah dengan menerapkan sistem baitulmal. Sistem ini telah terbukti efektif dalam membangun keuangan negara pada masa peradaban Islam awal. Sumber pemasukan negara didasarkan pada pengelolaan sumber daya alam dan barang-barang milik umum. Selain itu, sistem pungutan yang menghasilkan pemasukan besar juga digunakan tanpa membebani masyarakat. Sumber pemasukan lainnya berasal dari zakat mal.
Dengan tiga mekanisme sumber pemasukan negara ini, APBN negara dapat mengalami surplus sehingga tidak perlu lagi membiayai proyek dengan berutang kepada negara luar atau lembaga keuangan internasional. Implementasi sistem baitulmal dapat menjaga kemandirian keuangan negara dan menghindari jebakan utang.
Penerapan sistem baitulmal dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menghindari jebakan utang ini. Negara-negara perlu belajar dari peradaban Islam awal dan mengadopsi cara pandang yang holistik dalam mengelola keuangan negara. Harus ada upaya untuk lebih bergantung pada sumber daya alam dan mengoptimalkan pemasukan dari zakat mal agar dapat mencapai kemandirian keuangan negara.
Bank sentral dan lembaga keuangan perlu berperan aktif dalam membangun sistem keuangan yang lebih berkelanjutan. Pemerintah juga harus memiliki komitmen yang kuat untuk memperkuat sistem keuangan dan mengurangi ketergantungan pada utang. Diperlukan kebijakan-kebijakan yang mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan pemerataan pendapatan.
Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga penting dalam menghadapi jebakan utang. Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kemandirian keuangan negara dan mengelola sumber daya alam dengan baik. Pendidikan ekonomi yang lebih holistik perlu diperkenalkan dalam kurikulum pendidikan agar generasi mendatang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya mengelola keuangan negara.
Kerjasama antara negara-negara juga perlu ditingkatkan dalam mengatasi masalah utang global. Negara-negara harus saling mendukung dalam upaya menjaga kestabilan keuangan global dan mengurangi risiko jebakan utang. Dengan adanya kerjasama yang baik, negara-negara dapat saling belajar dari pengalaman dan mencari solusi bersama untuk mengatasi masalah utang.
Negara-negara juga perlu melakukan evaluasi terhadap proyek-proyek yang didanai dengan utang. Harus ada penilaian yang cermat terhadap proyek-proyek yang berpotensi memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian negara dan masyarakat. Penggunaan utang harus lebih efektif dan efisien, serta harus ada mekanisme pengawasan yang ketat untuk memastikan penggunaan utang yang transparan dan akuntabel.
Kontrol utang yang lebih ketat juga diperlukan untuk mencegah penumpukan utang yang tidak terkendali. Pemilihan jenis dan sumber utang yang lebih bijaksana juga perlu dilakukan agar tidak terjebak dalam ketergantungan pada suku bunga yang tinggi. Pemenuhan utang harus menjadi prioritas dalam pengelolaan keuangan negara.
Peningkatan kapasitas pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara juga penting dalam mengatasi jebakan utang. Pemerintah perlu memiliki kebijakan dan strategi yang jelas dalam mengelola utang dan mengurangi risiko jebakan utang. Diperlukan juga peningkatan kemampuan dalam mengelola sumber daya alam dan pemasukan negara agar dapat mencapai kemandirian keuangan yang lebih baik.[]
Post a Comment