Header Ads


Mengungkap Filologi dan Asal-usul Bahasa

Sumber: NGAJI SHUBUH


IndonesiaNeo, Dalam sebuah kajian, Ustaz Salman pada channel youtube NGAJI SHUBUH (16/12/2023), yang dikenal sebagai seorang "predator buku," membahas mengenai berbagai topik yang berkaitan dengan filologi dan asal-usul bahasa. Ustaz Salman memiliki gelar filologi dari Universitas Padjadjaran, dan ia dikenal memiliki minat besar dalam literatur, mulai dari menulis hingga membaca dan mengoleksi buku. Dalam diskusi ini, beliau mengeksplorasi asal-usul bahasa serta peran penting bahasa dalam mengidentifikasi budaya dan peradaban manusia.

Filologi adalah studi tentang naskah-naskah kuno yang bertujuan untuk mengungkap sejarah, budaya, dan bahasa dari masa lalu. Ustaz Salman menjelaskan bahwa studi filologi tidak hanya terbatas pada bahasa, tetapi juga mencakup sejarah naskah dan konteks sosial budaya yang melingkupinya. Ia menekankan pentingnya memahami bahasa daerah dan asing untuk mendalami filologi, termasuk bahasa Melayu, Jawa, Sunda, serta bahasa asing seperti Arab, Belanda, Prancis, dan Inggris.

Ustaz Salman menjelaskan bahwa bahasa merupakan cerminan dari pengalaman dan lingkungan suatu kelompok manusia. Menurutnya, bahasa-bahasa di dunia berasal dari satu bahasa induk, yang kemudian berkembang menjadi berbagai bahasa seiring dengan migrasi dan penyebaran manusia ke berbagai wilayah. Ia mengaitkan asal-usul bahasa dengan keturunan tiga anak Nabi Nuh, yaitu Sam, Ham, dan Yafit, yang bermigrasi ke berbagai bagian dunia dan membentuk rumpun bahasa yang berbeda.

  • Sam Bin Nuh: Migrasi ke wilayah Fertile Crescent (Bulan Sabit Subur) dan Jazirah Arab, melahirkan rumpun bangsa Arab, Ibrani, dan Romawi.
  • Ham Bin Nuh: Bermigrasi ke Afrika Utara, melahirkan rumpun bangsa Hamit dan Negroid, termasuk orang-orang berkulit gelap seperti di Papua dan Samoa.
  • Yafit Bin Nuh: Bermigrasi ke Asia Utara dan Timur, melahirkan rumpun bangsa Indo-Eropa dan Mongoloid, termasuk bangsa Nusantara.

Bahasa tidak statis; ia terus berkembang seiring waktu. Ustaz Salman mengilustrasikan bagaimana perbedaan lingkungan dan pengalaman menyebabkan perbedaan dalam cara manusia mengidentifikasi dan menamai benda atau fenomena tertentu. Misalnya, seekor kucing dapat disebut dengan berbagai nama di Nusantara, tergantung pada dialek dan bahasa lokal. Hal ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya bahasa sebagai refleksi dari pengalaman manusia.

Dalam perspektif filologi, penting untuk mempelajari berbagai bahasa dan dialek untuk memahami naskah kuno secara mendalam. Ustaz Salman menekankan bahwa seorang filolog harus menguasai bahasa-bahasa yang pernah digunakan di wilayah kajiannya, termasuk bahasa yang pernah mendominasi sebagai bahasa kolonial, seperti Belanda di Indonesia. Pengetahuan ini tidak hanya membantu dalam memahami teks, tetapi juga dalam mengungkap konteks historis dan budaya dari naskah tersebut.

Diskusi dengan Ustaz Salman mengungkap betapa pentingnya studi filologi dalam memahami asal-usul bahasa dan budaya. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga warisan peradaban yang merekam perjalanan sejarah manusia. Melalui filologi, kita dapat menelusuri jejak peradaban masa lalu dan memahami bagaimana manusia membentuk dan dipengaruhi oleh bahasa mereka.

Dengan pendekatan yang mendalam dan terstruktur, Ustaz Salman membawa kita dalam perjalanan intelektual yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini melalui bahasa dan naskah kuno. Pengetahuan ini menjadi penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kaya, serta memahami identitas kita sebagai bangsa.[]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.