Header Ads


Nilai A Minus dari Rocky untuk Pemerintahan Jokowi?

Sumber: Tempodotco


IndonesiaNeo - Dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Tempo.co (27/07/2024), Rocky Gerung, seorang filsuf dan pengamat politik, membahas secara mendalam tentang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam perbincangan tersebut, Rocky mengkritik berbagai aspek dari kepemimpinan Jokowi, termasuk isu-isu politik, hukum, ekonomi, dan lingkungan.


Ia memulai diskusinya dengan menyatakan bahwa kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Jokowi tidak sebanding dengan apa yang terjadi pada era reformasi. Menurutnya, Jokowi adalah puncak dari berbagai kejahatan politik yang ada, yang mencakup berbagai pelanggaran aturan dan kebijakan yang tidak sesuai dengan janji-janji selama kampanye.

Rocky menyatakan bahwa kejahatan yang dilakukan Jokowi mencakup banyak hal, termasuk defisit anggaran, kerusakan lingkungan, dan peningkatan ketegangan sosial. Ia juga mengkritik Jokowi atas ketidaktaatannya terhadap aturan, yang menurutnya telah terbukti merusak tatanan sosial dan ekonomi negara.

Rocky memberikan penilaian yang sangat negatif terhadap pemerintahan Jokowi. Ketika diminta memberikan nilai antara 1 hingga 10, ia menilai Jokowi dengan "A minus" untuk kejahatan dan minus untuk kejujuran. Menurutnya, Jokowi tidak pantas untuk mendapatkan nilai kelulusan karena berbagai kegagalannya dalam memimpin negara.

Prestasi Jokowi yang diungkapkan kepada publik tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Janji-janji Jokowi dinilai tidak terpenuhi, dan malah banyak hal yang tidak dijanjikan juga gagal diwujudkan. Rocky menekankan bahwa Jokowi hanya mengambil keuntungan dari warisan kebijakan yang tidak ia janjikan, yang juga gagal untuk diimplementasikan dengan baik.

Rocky juga menyinggung tentang dinasti politik yang sedang dibangun oleh Jokowi. Ia menyatakan bahwa upaya Jokowi dalam membangun dinasti politik melalui keluarganya sangat jelas dan terbuka, mirip dengan cerita "raja yang telanjang" oleh Hans Christian Andersen, di mana rakyat tidak menyadari bahwa pemimpin mereka sebenarnya tidak berpakaian (tidak memiliki legitimasi yang sebenarnya).

Ia mengkritik Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, putra Jokowi, yang dianggapnya hanya sebagai hologram politik tanpa substansi nyata. Meskipun lembaga survei menunjukkan tingkat elektabilitas yang tinggi untuk mereka, kenyataannya mereka tidak memiliki kapabilitas politik yang mumpuni.

Dalam diskusi tersebut, Rocky juga membahas tentang masa depan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, yang akan menggantikan Jokowi sebagai presiden. Ia berharap Prabowo dapat mengembalikan nilai-nilai demokrasi dan supremasi sipil, yang menurutnya sangat penting untuk memulihkan kondisi politik dan sosial di Indonesia.

Prabowo akan menghadapi banyak tantangan, terutama dalam memperbaiki kerusakan yang ditinggalkan oleh Jokowi. Menurut Rocky, Prabowo perlu memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambilnya nanti harus berdasarkan pada rasionalitas ekonomi dan supremasi nilai-nilai sipil.

Ia juga mengingatkan bahwa jika Prabowo gagal dalam membatalkan undang-undang yang otoriter dan tidak memperkuat nilai-nilai humanitrian, maka ia akan dianggap lebih buruk daripada Jokowi. Harapannya, Prabowo akan mampu menampilkan dirinya sebagai pemimpin yang berbeda dan lebih baik daripada pendahulunya.

Diskusi yang diadakan oleh Tempo.co ini memberikan wawasan mendalam tentang pandangan Rocky Gerung terhadap pemerintahan Jokowi dan harapannya terhadap Prabowo Subianto. Kritik yang tajam dan argumentasi yang kuat menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi politik dan sosial di Indonesia. []

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.