Header Ads


Solusi Tuntas Genosida Palestina dengan Jihad


 Oleh: Emma Endrawati*)

IndonesiaNeo, OPINI - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani, menyampaikan keinginannya untuk menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Pernyataan ini disampaikan dalam pidatonya di hadapan puluhan delegasi dari negara-negara Afrika pada Forum Parlementer Indonesia-Afrika (IAPF) 2024 di Nusa Dua, Bali, Minggu (suara.com, 1/9/2024).

IAPF merupakan forum parlemen antara Indonesia dan negara-negara Afrika yang diselenggarakan dalam rangkaian Forum Tingkat Tinggi (FTT) Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 dan High Level Forum on Multi Stakeholder (HLF MSP). 

Dalam sambutannya, Puan Maharani menekankan pentingnya kerja sama antar parlemen Indonesia dan Afrika untuk memajukan nilai-nilai demokrasi serta menghormati hak asasi manusia dengan menegakkan supremasi hukum (rule of law).

"Saya percaya bahwa pertemuan IAPF ini harus mampu memberikan nilai tambah dalam hubungan antara negara-negara Afrika dengan Indonesia. Nilai tambah ini akan tercapai jika parlemen dapat memperkuat, dan tidak menduplikasi, kerja sama antar pemerintah," ungkapnya.

Menurutnya, nilai tambah akan tercapai jika kerja sama IAPF berkontribusi untuk mewujudkan aspirasi rakyat di Afrika dan Indonesia agar dapat menikmati kehidupan yang lebih damai dan sejahtera.

Seruan dan kecaman untuk mengakhiri genosida di Palestina terus berdatangan dari berbagai pejabat negeri ini hingga Mahkamah Internasional, namun belum terbukti mampu menghentikan genosida tersebut.

Terakhir, ada 13 negara yang telah bergabung dalam gugatan yang diajukan oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menuntut Zionis Yahudi. Gugatan tersebut menuduh Israel melanggar kewajibannya di Jalur Gaza berdasarkan Konvensi Genosida, namun Israel justru mengelak atas tuduhan tersebut, dan kenyataannya genosida di Palestina terus dilakukan oleh Zionis Yahudi dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat.


Telaah Akar Masalah

Akar masalah utama dari krisis Palestina adalah pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Sebagaimana diketahui, Israel merupakan entitas yang memberikan manfaat bagi negara-negara besar, terutama Amerika Serikat.

Kepentingan Amerika dalam mendukung entitas Yahudi Zionis adalah karena Zionis berperan sebagai perpanjangan tangan, atau menjadi mata dan telinga Amerika di Timur Tengah. Tujuannya adalah untuk memantau negara-negara Arab, karena Timur Tengah adalah wilayah yang sangat strategis, di mana salah satu sisinya berbatasan dengan negara besar seperti Rusia dan China.

Secara historis, Timur Tengah merupakan wilayah yang penting, dan secara geografis, ia menjadi penghubung antar dunia dan dianggap sebagai jantung dunia. Ada sebuah teori yang menyatakan bahwa siapa pun yang menguasai wilayah ini dapat mengendalikan dunia.

Kekayaan alam, khususnya minyak di Timur Tengah, serta berbagai jalur perdagangan dunia menjadikan kawasan ini harus berada di bawah kendali sebuah negara jika negara tersebut ingin menjadi negara super power. Salah satu cara untuk mengontrol Timur Tengah adalah dengan menempatkan mata dan telinga Amerika di wilayah ini.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa keberpihakan Amerika kepada Zionis Yahudi didorong oleh adanya kepentingan bersama. Amerika secara nyata menunjukkan dukungannya saat masyarakat, pejabat negeri ini, pejabat negara-negara Muslim, bahkan Mahkamah Internasional memprotes tindakan brutal Zionis Yahudi.

Namun, seruan-seruan tersebut tidak mampu menghentikan genosida yang dilakukan oleh Zionis Yahudi. Sudah banyak resolusi yang dikeluarkan oleh PBB untuk menghentikan genosida di Palestina, namun pada kenyataannya PBB seakan-akan menjadi seperti macan ompong dalam menegakkan keadilan. Jika sudah demikian, apalagi yang bisa diharapkan dari sistem kapitalisme demokrasi?

Oleh karena itu, seruan dan kecaman untuk menghentikan genosida di Palestina saat ini tidak akan membawa dampak yang berarti dan tidak akan didengar oleh Zionis Yahudi. Demikian pula dengan gagasan solusi dua negara yang ditawarkan oleh dunia dan PBB, yang tidak akan menghentikan genosida yang dilakukan oleh Yahudi atas Palestina.

Sebagaimana diketahui, gagasan solusi dua negara dimaksudkan agar rakyat Palestina dan entitas Zionis Yahudi dapat hidup berdampingan secara damai dalam dua negara yang sama-sama dianggap legal. Namun, kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa negara yang diklaim oleh Zionis di tanah Palestina jelas merupakan hasil perampasan yang kemudian dilegitimasi oleh Inggris dan dilindungi oleh Amerika beserta sekutunya melalui lembaga internasional hingga sekarang.


Pandangan Islam

Sejatinya, solusi krisis Palestina tidak cukup hanya dengan seruan, kecaman, atau gagasan solusi dua negara. Solusi untuk krisis Palestina adalah dengan bersatunya negara-negara Muslim yang memiliki kekuatan militer yang luar biasa di bawah penerapan syariat Islam secara kaffah melalui bingkai Daulah Khilafah yang tegak di atas asas akidah dan hukum-hukum syariat.

Salah satu hukum syariat yang harus ditegakkan dalam krisis Palestina adalah jihad fi sabilillah secara fisik, dan secara ideologis dengan meninggalkan sistem kapitalisme demokrasi. Akibat penerapan sistem ini, umat Islam tidak memperhatikan ajaran Islam dalam tataran negara dan masyarakat, termasuk dalam masalah jihad dan khilafah sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bersabda, 

"Pokok dari perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad fi sabilillah." (HR Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Hadis Rasulullah SAW ini dengan jelas menggambarkan posisi jihad dalam Islam. Sebagai puncak dari agama, jihad menjadi ajaran penting yang harus dipahami. Dengan demikian, krisis Palestina dapat diatasi dengan penegakan hukum syariat melalui jihad fi sabilillah di bawah naungan Daulah Khilafah.

Namun, selama Daulah Khilafah belum ada, genosida di Palestina yang dilakukan oleh Zionis Yahudi akan terus berlangsung. Jihad adalah satu-satunya cara untuk membebaskan Palestina dari Zionis secara hakiki. Banyak perundingan damai telah dilakukan, tetapi hasilnya tetap nihil. Mereka tetap merangsek masuk ke wilayah Palestina karena mereka tidak ingin berdamai sampai cita-cita Negara Yahudi Raya terwujud.

Dengan demikian, satu-satunya cara untuk mengusir Zionis Yahudi dari tanah Palestina adalah melalui jihad dengan penegakan Daulah Khilafah. Ketika Khilafah tegak, jihad dapat dilakukan dengan lebih efektif. Dengan potensi kekuatan militer umat Islam di seluruh dunia yang disatukan oleh Khilafah, persoalan Palestina dapat diselesaikan secara tuntas. Khilafah sejatinya dibutuhkan oleh umat Islam di seluruh dunia yang tengah hidup dalam kesempitan akibat penerapan sistem kapitalisme demokrasi.

Khilafah adalah junnah (perisai) yang dari masa ke masa telah membuktikan kehadirannya sebagai benteng penjaga umat Islam, sebagaimana sabda Nabi SAW, 

"Sesungguhnya al-imam (Khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya." (HR Imam Bukhari dan Muslim).[]


*) Pegiat Literasi

1 komentar:

  1. MasyaAllah mari berjuang dengan jihad fii sabilillah,...

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.