Benarkah Melalui Pemberdayaan Perempuan dapat Menuntaskan Kemiskinan?
Oleh: Rasyidah*)
IndonesiaNeo, OPINI - Masalah kemiskinan masih menjadi sorotan yang dihantui dunia saat ini. Lihat saja dunia saat ini masih terus melakukan seremonial peringatan ,tak terkecuali tahun ini pun sama.
Dilansir dari mediaindonesia.com (17/10/ 2024), Setiap tahunnya, peringatan Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional mengajak masyarakat dunia untuk bersama-sama menyuarakan pentingnya menghapuskan kemiskinan. Tanggal 17 Oktober menjadi momentum bagi kita merenungkan peran yang bisa kita ambil, baik sebagai individu maupun kolektif, dalam mengatasi masalah sosial yang mendalam ini.
Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional biasanya diperingati melalui berbagai bentuk aksi solidaritas, baik di tingkat lokal maupun global. Di beberapa negara, orang-orang berkumpul untuk mengadakan diskusi, seminar, dan lokakarya yang bertujuan membahas isu-isu kemiskinan.
Lebih dari satu miliar orang hidup dalam kemiskinan akut di seluruh dunia berdasarkan laporan Program Pembangunan PBB pada hari Kamis (Beritasatu.com, 17/10/2024). Setengah dari jumlah tersebut, anak-anak yang paling terkena dampaknya.
Dilansir mediaindonesia.com, pertemuan W20 di Brazil berlangsung dari 31 September hingga 4 Oktober 2024. Agenda W20 kali ini berfokus pada peningkatan peran perempuan dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik global, dengan tujuan mendorong kebijakan inklusif yang mendukung pemberdayaan perempuan.
Dengan tema pengentasan kemiskinan, W20 Brazil diharapkan dapat menghasilkan langkah konkret untuk mendukung penguatan peran perempuan dalam berbagai sektor, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia.
Berkenaan atas pertemuan di W20 Brazil, Indonesia turut memberikan partisipasinya melalui AntaraNews 17/03/ 2024 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyampaikan peran penting pemberdayaan perekonomian perempuan dalam memperkuat ketahanan keluarga dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
"Perempuan memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) suatu negara, apabila mereka diberdayakan. Dampak positifnya tidak hanya akan dirasakan oleh diri perempuan secara individu, tetapi juga keluarga, komunitas, hingga negara," kata Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA Lenny N. Rosalin.
Carut marutnya pengentasan kemiskinan adalah bukti bahwa negara telah gagal dalam memberikan tanggung jawab dan pelayanan terhadap masyarakatnya. selain itu, upaya yang dilakukan oleh negara dalam menuntaskan masalah kemiskinan hanya berkutat pada seminar atau sosialisasi belaka. tanpa ada representasi untuk segera menuntaskan ke akar-akarnya.
Belum lagi dengan gaya baru merambat pada pemberdayaan perempuan untuk dikembangkan di segala bidang. Sebenarnya, pemberdayaan perempuan terhadap pengentasan masalah kemiskinan bukanlah solusi hakiki, melainkan upaya yang temporal. Selain itu, tidak memberikan pengaruh positif terhadap masalah kemiskinan bisa cepat terselesaikan atau tidak.
Justru, sebaliknya dengan adanya pemberdayaan perempuan demi perekonomian dunia saat hari ini, dalam menuntaskan masalah kemiskinan adalah sebagai bentuk eksploitasi terhadap perempuan.
Sebenarnya, kemiskinan ini bersumber dari akibat buruknya pengurusan masyarakat secara menyeluruh dan hilangnya tanggung jawab negara terhadap masyarakat. Masalah kemiskinan terus menjalar di berbagai belahan dunia disebabkan nya karena penerapan sistem kapitalisme sekularisme.
Diterapkannya sistem Sekulerisme-kapitalisme inilah sebagai biang masalah. Tentu hal ini harus segera dihapuskan. bukan hanya sekedar mengembangkan peran perempuan dalam pemberdayaan demi kemajuan ekonomi bangsa.
Masalah kemiskinan harus segera di tindaklanjuti dan diselesaikan agar virus-virus kemiskinan tidak merebak kemana-mana.
Inilah potret penerapan sistem Sekulerisme-kapitalisme di dunia saat ini. Pengentasan kemiskinan tidak pernah terselesaikan dengan tuntas. Upaya dilakukan tidak benar-benar serius, malah memperbanyak kegiatan-kegiatan yang tidak berfokus pada poin pengentasan kemiskinan. Justru, menjadikan perempuan sebagai pemberdayaan dan ini hal salah dan keliru dan juga tidak akan membuahkan hasil dalam pengentasan kemiskinan tersebut.
Satu-satunya sistem yang menjamin keadilan, kesejahteraan dan amanahnya kepengurusan umat. Inilah sistem Islam hadir sebagai solusi dalam segala masalah kehidupan, tak terkecuali dengan masalah kemiskinan. Dalam Islam Setiap pemimpin memahami bahwa setiap nyawa individu adalah harta paling berharga yang wajib dijaga.
Penerapan Islam kafah akan mampu mengentaskan kemiskinan. Islam adalah sistem dari Allah yang memberi solusi atas persoalan manusia termasuk kemiskinan. Penerapan islam kafah akan menjamin kesejahteraan rakyat individu
Islam menetapkan pemimpin /kepala negara sebagai raa’in yang memenuhi kebutuhan rakyat dengan sistem Islam kafah. Islam adalah sistem sempurna dan menyeluruh yang menetapkan ukuran kesejahteraan individu per individu. Ukuran ini lebih riil.
Melalui berbagai konsep dalam sistem ekonomi Islam, negara akan mampu mewujudkan kesejahteraan rakyatnya karena Islam menetapkan negara harus menjadi 'raa-in' dan junnah bagi rakyatnya.
Negara Islam-lah yang memberikan wadah dalam pengurusan umat dengan tata aturan yang sistemik. Berikut fokus dan cara yang dilakukan oleh negara Islam untuk bisa menuntaskan masalah kemiskinan.
- Terjaminnya kebutuhan setiap individu masyarakat bahkan negara. Semua keperluan nya terpenuhi dengan layak. Misalnya pemenuhan terhadap kebutuhan primer sekunder tanda koma bahkan penyediaan lapangan pekerjaan.
- Negara mengatur hak kepemilikan individu, umum, dan negara dengan batasan yang benar. Tanpa ada kezaliman sedikit pun. Karena semuanya diatur berdasarkan aturan syariat Islam.
- Konsep distribusi harta yang jelas. Negara wajib mendistribusikan harta dari rakyat dengan adil dan amanah. Misalnya, dari dana zakat, wajib disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Tanpa ada imbalan sedikit pun. Pum demikian dengan konsep pembagian jizyah, kharaj, ghanimah dan fa’i.
Dengan sudut pandang penerapan Islam lah, masalah dapat terselesaikan hingga ke akar-akarnya. Sudah saatnya, masyarakat mengganti sudut pandang nya dari pandangan kapitalisme-sekularisme kepada penerapan sistem islam di dalam kehidupannya dan hal ini justru sebagai kegembiraan bukan hanya untuk orang islam saja, namun seluruh manusia yang berada dalam naungan sistem islam akan mendapatkan keadilan dan kesejahteraan yang lebih indah. Wallahu a'lam bissawab[]
*) Pegiat Literasi
Post a Comment