Header Ads


Mental Rapuh Gen Z, Sekuleris Kapitalis Biangnya

Oleh: Ummu Hanun*)


IndonesiaNeo, OPINI - Gagasan Generasi Emas 2045 sering terdengar akhir-akhir ini. Gagasan ini dimunculkan karena di tahun 2045 bertepatan dengan usia satu abad Indonesia sekaligus fenomena bonus demografi yang dimana usia produktif yakni 15-65 tahun lebih besar dibandingkan usia 0 -14 tahun dan di atas 65 tahun.  Dengan munculnya gagasan ini, Indonesia optimis akan mencetak generasi yang unggul yang akan memimpin bangsa ini.

Namun, jika kita melihat kondisi yang terjadi pada generasi muda saat ini,  menandakan begitu sulitnya untuk meraih indonesia dengan gagasan “Generasi Emas 2045”.  Salah satu faktornya adalah  rapuhnya mental generasi muda kita. Fenomena stress, depresi, hingga bunuh diri kerap kali kita saksikan beritanya di media. Misalnya Seorang remaja laki-laki melompat dari gedung parkir sepeda motor Metropolitan Mall, Bekasi. 

Kepala Polsek Bekasi Selatan, Jawa Barat, Komisaris Untung Riswaji mengatakan sampai saat ini masih menelusuri identitas korban. “Kami cukup kesulitan untuk mengetahui siapa korban karena tidak ada identitas yang melekat pada tubuhnya,”  (Kompas.com, 24/10/2024).

Kasus bunuh diri yang terjadi ini bukan hanya pertama kalinya. Pada Selasa (27/8/2024), seorang remaja, NP (14) mengakhiri hidup di rel kereta api di Stasiun Lemah Abang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Sesuai data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 29 Agustus 2024, kasus bunuh diri paling banyak terjadi pada penduduk berusia 15-29 tahun yang dikategorikan sebagai  Gen Z (12-27 tahun).

Gen Z lahir ditengah perkembangan teknologi digital yang begitu masif. Dengan perkembangan teknologi digital  ini, mereka mudah untuk mendapatkan segala bentuk informasi.  Akan tetapi, kemudahan yang diberikan tidak serta merta menjadikan generasi saat ini lebih baik. 

Banyak penelitian menunjukkan penggunaan teknologi digital ini ada hubungannya dengan  kerusakan mental Gen Z. Kebanyakan dari mereka menjadikan teknologi digital ini sebagai sarana untuk mengekspresikan diri sehingga mendapatkan pengakuan. 

Belum lagi fenomena FOMO ( Fear Of Missing Out ) dimana takut tertinggal 1 trend merajalela saat ini.  Akibatnya stress meningkat, cemas, depresi hingga bunuh diri adalah hal yang sudah sering terjadi pada generasi saat ini. Belum lagi efek kecanduan dengan teknologi digital sehingga rela menghabiskan waktunya berjam-jam didepan layar untuk bermain medsos, menonton video online, bahkan bermain game sampai begadang yang mengakibatkan mereka kurang istirahat.

Selain kecanduan teknologi digital , ada banyak persoalan Gen Z.  Mahalnya biaya kuliah, tingginya angka pengangguran, pinjaman online, judi online serta gaya hidup yang rusak seperti hedonisme dan konsumerisme menjadikan Gen Z mudah untuk terkontaminasi dengan kerusakan mental.

Kondisi rapuhnya mental Gen Z bukan serta merta muncul dengan sendirinya. Kehidupan dengan  lingkaran Materialistik  menjadi salah satu penyebabnya . Akan tetapi ada penyebab utamanya , yaitu karena diterapkannya sistem buatan manusia yang jelas-jelas bertentangan dengan perintah Allah yaitu kapitalisme demokrasi. Karena diterapkan sistem Kapitalisme Demokrasi inilah yang menjadikan gen Z jauh dari agamanya dan menjadikan mereka hidup dengan tujuan yang tidak jelas. Yang mereka pahami tujuan hidup hanyalah sekedar mencari kesenangan dunia saja yang standarnya adalah materi. Akibatnya mereka hanya sekedar mengikuti hawa nafsunya saja bebas tanpa aturan. Maka tidak heran, karena penyebab utama ini, muncullah generasi-generasi yang mudah rapuh dan berpenyakit mental.

Gen Z  sejatinya haruslah memahami tujuan hidup mereka bahwa semata-mata beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT, 

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” ( QS. Az Zariyat: 56).

Gen Z juga harus memahami bahwa makna ibadah bukan hanya sekedar ibadah ritual saja seperti shalat dan puasa. Tetapi makna ibadahnya yang harus mereka pahami adalah harus terikat dengan aturan-aturan Allah secara menyeluruh tanpa dipilih-pilih sesuka hati.

Selain itu, Gen Z harus menyadari, mereka memiliki potensi besar sebagai agen perubahan yang dibutuhkan umat yaitu perubahan untuk membangun sistem kehidupan yang shahih sesuai dengan perintah Allah swt  dan peradaban Islam yang gemilang.

Potensi ini harus segera diwujudkan karena untuk membangun sistem kehidupan yang shahih membutuhkan generasi yang unggul dan tangguh. Untuk itu, Islam memberikan arah dan tujuan yang jelas. Untuk mencetak generasi sebagai agen perubahan yang akan membangkitkan umat  dibutuhkan adanya pembinaan secara intensif dengan mengkaji Islam kaffah.

Untuk itu, dibutuhkan  adanya kelompok dakwah Islam yang ideologis untuk membina Gen Z  dengan pendidikan Islam agar terbentuknya  kepribadian Islam didalam diri mereka dan menjadikan Islam sebagai solusi bagi setiap masalah kehidupan. Landasan pendidikan Islam adalah akidah Islam. Jika landasan akidahnya kuat akan terbentuk generasi muslim yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang islami. Dari sinilah akan muncul generasi muslim yang berkepribadian Islam yang akan membela Islam dan membangun peradaban Islam.[]


 *) Pemerhati Generasi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.