Tes Kehamilan Bagi Siswi SMA Pasca Libur Panjang: Sesat Pikir Pencegahan Seks Bebas
Oleh: Nurma*)
IndonesiaNeo, OPINI - Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong Winarni, menanggapi soal polemik tes kehamilan bagi siswi di SMA Sulthan Baruna, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur. Nonong menilai, program tersebut memiliki tujuan yang baik. Namun, ia sangat menyayangkan mengapa aktivitas tersebut harus diunggah ke media sosial sehingga menjadi konsumsi publik. Menurut dia, apa pun hasil dari tes tersebut hanya untuk kepentingan internal sekolah, bukan untuk konsumsi publik, termasuk proses pelaksanaannya (Kompas.com, 23/01/2025).
Sebuah video yang menunjukkan sejumlah siswi SMA melakukan tes kehamilan di sekolah belakangan viral di media sosial. Dalam video viral tersebut diperlihatkan jika para siswi satu persatu masuk ke toilet untuk mengambil urine mereka dan di tes. Program siswi SMA tes kehamilan ini merupakan program tahunan sekolah tersebut (Suara.com, 24/01/2025).
Puluhan Siswi di SMA Sulthan Baruna, Desa Padaluyu, Kecamatan Cikadu, Cianjur jalani tes kehamilan. Adanya siswi yang hamil usai libur semester menjadi alasan pihak sekolah melakukan tes tersebut. Kepala SMA Sulthan Baruna Sarman mengungkapkan, pada tiga tahun lalu salah seorang siswa berhenti sekolah akibat hamil (Detik.com, 22/01/2025).
Sesat dalam Pikir
Dari berbagai fakta yang telah dipaparkan, hal ini tentu menui datangnya pro dan kontra dari berbagai kalangan. Sebab, pencegahan pergaulan bebas dengan menggunakan alternatif tes kehamilan pada hakikatnya justru menunjukkan telah terjadinya kesesatan dalam berpikir ketika menghadapi bobroknya pergaulan remaja saat ini. Karena jika ditinjau secara meluas, hal itu malah sama saja menormalisasikan perzinahan yang tak lain dan tak bukan yaitu tindakan maksiat besar. Selain dari pada itu, dengan menggunakan cara tes kehamilan, ini hanya dapat dilakukan kepada perempuan saja, dan tidak bisa digunakan kepada remaja laki-laki. Padahal saat hari ini remaja laki-laki pun juga banyak yang terseret dalam pergaulan bebas.
Kehidupan dengan Sistem Sekuler Kapitalisme
Pada hakikatnya yang merupakan akar persoalan terhadap tingginya pergaulan bebas hari ini, karena diterapkannya sistem kehidupan sekuler kapitalisme atau pemisahan agama dari kehidupan. Adapun beberapa sebab yang tidak dapat membantah hal ini, yaitu:
- Sistem kehidupan sekuler memisahkan agama dengan kehidupan sehingga hasilnya adalah membuat masyarakat semakin jauh dari agama. Adapun agama hanya adakan pada ibadah ritual saja, bukan sebagai pedoman hidup. Sehingga dengan demikian, manusia pada hari ini tidak mengenal tujuan penciptaan, yakni bahwa Allah SWT. menciptakan manusia semata-mata hanya untuk beribadah kepada-Nya. Maka, hal ini seharusnya dapat dipahami oleh seluruh umat agar tujuan hidup mereka di dunia adalah ibadah kepada Allah SWT. ia akan senantiasa merasa takut ketika ingin melakukan maksiat dengan ketakwaan yang menjadi benteng diri para remaja.
- Sistem kehidupan sekuler kapitalisme hanya menjadikan hubungan keluarga cuman sebatas standar dan kepentingan materi. Orang tua sibuk bekerja demi memberikan materi kepada anak-anaknya dengan tanggapan bahwa hal itu sebagai wujud kasih sayang mereka. Padahal sejatinya orang tua atau keluarga harusnya menjadi tempat teraman dan ternyaman bagi anak-anak. Agar anak-anak tidak mencari kasih sayang dan rasa nyaman di luar rumah, terkhusus melalui perbuatan pacaran hingga perzinahan.
- Sistem kehidupan sekuler malah menjadikan masyarakat hidup secara individualis. Membuat mereka tidak peduli terhadap sesama. Jika mereka melihat seseorang melakukan kemaksiatan, mereka beranggapan bahwa itu adalah urusan pelaku saja dan bukan urusan dirinya. Dengan demikian berujung, di lingkungan sekolah pun juga terjadi hal tersebut. Sebagai sesama siswa mereka tidak merasa bertanggung jawab untuk memngingatkan teman-temannya yang terjerumus dalam pergaulan bebas maupun kenakalan remaja.
- Sistem kehidupan sekuler memberikan racun mematikan pada sistem pendidikan yang mana seharusnya tujuan pendidikan untuk mencipakan masyarakat yang bertakwa dengan akidah Islam yang kokoh. Pada hari ini, dengan kurikulum yang berbasis sekularisme menyebabkan pelajar semakin jauh dari agama, pendidikan hanya diperuntukkan agar individu dapat meraih materi dari ilmu yang ia dapatkan. Berujung maraknya kemaksiatan, termasuk pergaulan bebas yang semakin sulit dikendalikan di lingkungan pendidikan.
- Sistem kehidupan sekuler menjadikan negara tidak berlandaskan pada agama. Kebijakan yang dilahirkan pun juga jauh dari agama, sehingga kerap bertentangan dengan agama. Misalnya saja terkait kebijakan media, yang mana tidak dapat dipungkiri media hari ini menjadi salah satu penyebab terbesar dalam menyuburkan pergaulan bebas, terutama di kalangan para pelajar.
Sistem Pergaulan di Dalam Islam
Islam merupakan agama yang sempurna dalam mengatur seluruh aspek kehidupan termasuk aturan pergaulan. Sistem kehidupan dalam Islam menjadikan akidah sebagai landasan seseorang dalam menentukan perbuatannya, sehingga ia mampu mengontrol perbuatannya berdasarkan perintah Allah dan Rasul-Nya. Dalam aturan Islam juga telah terdapat upaya yang sistematis untuk mencegah terjadinya pergaulan bebas di masyarakat.
- Terdapat larangan berdua-duaan (khalwat) dan bercampur baur laki-laki dan perempuan (ikhtilat).
- Islam memerintahkan laki-laki menjaga pandangannya dari perempuan dan sebaliknya.
- Islam memerintahkan para muslimah mengenakan kerudung dan jilbab ketika berada dalam kehidupan umum.
Maka dengan demikian, sangat terlihat jelas bahwa hukum asal kehidupan laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat Islam adalah terpisah. Hanya saja dngan ketentuan ini tidak lantas dipahami bahwa Islam melarang pertemuan dan interaksi laki-laki dan perempuan secara total. Islam tidak melarang laki-laki dan perempuan melakukan aktivitas di luar rumah seperti bermuamalah, berdakwah, mengikuti majelis taklim, dan lain sebagainya.
Peran Negara
Selain sistem pergaulan Islam, upaya utama juga hadir dalam sistem pendidikan Islam. Dalam sistem pendidikan Islam yang tentunya berbasis akidah Islam akan melahirkan generasi yang berkualitas, berkepribadian Islam, dan juga memahami tata pergaulan berdasarkan Islam. Yang mana dalam penerapan pendidikannya Islam membuat lingkungan sekolah menjadi kondusif agar para pelajar dapat terhindar dari pergaulan bebas.
Kurikulum yang juga berbasis akidah Islam akan memberikan pemahaman kepada para pelajar untuk senantiasa berada dalam koridor ketaatan guna tercegah dari kemaksiatan misalnya pergaulan bebas. Mereka tidak akan disusupi dengan pemikiran yang bertentangan dengan Islam seperti HAM, liberalisme, pluralisme, dan lain sebagainya guna melahirkan generasi cemerlang yang memiliki tingkat kepekaan dan kepedulian terhadap urusan umat. Selain sistem pendidikan, seluruh tayangan yang nantinya sampai pada generasi maupun masyarakat pada umumnya merupakan tayangan yang meningkatkan ketakwaan.
Sehingga dengan demikianlah, aturan Islam dapat mengatur kehidupan. Aturan tersebut tentunya hanya dapat tegak dan diterapkan sempurna hanya dalam negara Islam (Khilafah). Khilafah bertanggungjawab menerapkan sistem yang akan menaungi fungsi kerja seluruh sistem yang ada di dalam Islam.
Wallahualam bissawab.
*) Mahasiswi UM Buton
Post a Comment