Ramadhan di Tengah Kenaikan Harga yang Melambung
Oleh: Khadijah*)
IndonesiaNeo, OPINI - Tak terasa ramadhan tahun 2025 atau 1446 Hijriah kembali datang lagi. Berbagai ibadah dan kegiatan keagamaan mulai dipenuhi kaum muslimin di seluruh dunia tak terkecuali di tanah air, Indonesia. Di tengah bulan mulia ini juga, masyarakat masih saja disuguhi kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, telur,sayur- sayuran dan daging serta berbagai kebutuhan sembako lainnya. Bahkan, kenaikan ini terjadi sebelum ramadan tiba.
Dilansir kompas.com (2/3/2025), harga beras premium secara nasional pada awal Meret 2024 berkisar Rp 15.498 per kilogram dengan harga tertinggi di Papua Tengah mencapai Rp 18.625 dan terendah Rp 14.179 di Sumatera Selatan. Sedangkan harga rata-rata minyak goreng kemasan berkisar Rp 20.447 per liter dan harga terendah di Jambi sebesar Rp 18.907 serta termahal di Papua Tengah Rp 25.033. Hal yang tak jauh berbeda juga menimpa produk sembako lainnnya. Kenaikan ini tak pelak makin menambah beban hidup masyarakat di tanah air.
Lambatnya Antisipasi Negara
Bila dicermati, kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok selalu terjadi ketika ramadan, hari raya idul fitri dan akhir tahun. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya permintaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ketersediaan barang yang ada di masyarakat, rantai distribusi barang yang rumit dan bertele-tele serta persoalan lain yang memengaruhi naiknya harga di tengah daya beli masyarakat yang makin menurun seperti jaminan kelangsungan produksi barang kebutuhan. Operasi pasar yang seringkali dilakukan oleh pemerintah nyatanya belum mampu menjadi solusi atas persoalan ini. Bersifat temporal, tidak merata serta tidak menyentuh semua lapisan masyarakat di tanah air.
Selain itu, adanya permainan kartel, mafia impor dan monopoli oleh kapitalis seringkali memanfaatkan momentum yang terjadi setiap tahunnya sehingga memicu tingginya inflasi. Bagi para kapitalis, waktu tersebut adalah waktu menghasilkan uang sebanyak-banyaknya. Di sisi lain para kapitalis tersebut merasa dilindungi oleh berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemegang kebijakan di negeri ini yang berimbas pada kerugian bagi masyarakat luas sebagai konsumen.
Walhasil, inflasi pun tidak bisa dihindari. Mestinya fenomena ini hendaknya diantisipasi dini oleh negara agar mampu menekan inflasi dengan sebaik-baiknya. Solusi impor yang saat ini digadang-gadang sebagai solusi kelangkaan barang justru menambah permasalahan. Yang ada, harga barang tinggi dan barang tetap langka di pasaran.
Inilah imbas dari penerapan sistem kapitalisme dalam seluruh aspek kehidupan. Persoalan stok dan pasokan kebutuhan pokok masyarakat sesungguhnya membutuhkan regulasi sistemis yang akan menjamin dan menjaga ketersediaan serta stabilitas harga pangan. Kondisi ini sangatlah berbanding terbalik dengan kondisi ketika Islam diterapkan dalam kehidupan oleh negara.
Ramadan dalam Sistem Islam
Fakta kenaikan harga setiap tahunnya terlebih di saat ramadan dan idul fitri sejatinya adalah persoalan yang akan selalu dihadapi oleh kaum muslimin selama masih memegang sistem kapitalisme dalam kehidupannya. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi ketika Islam diterapkan oleh negara.
Negara dalam sistem Islam memiliki beberapa langkah untuk mengatasi kenaikan harga, di antaranya : pertama, negara berperan dalam mengatur penawaran dan daya beli masyarakat diatur dengan cara menyeimbangkan permintaan dan penawaran suatu barang dengan membuat regulasi yang di mulai dari sektor hulu hingga ke konsumen. Negara juga mengatur daya beli masyarakat dan mengendalikan kondisi ekonomi dengan menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Akhlak saling tolong menolong dan membantu dalam keluarga serta masyarakat didorong oleh negara agar kebutuhan masyarakat tercukupi. Bagi masyarakat yang kurang mampu, negara akan membantu mencukupi kebutuhannya.
Kedua, negara menetapkan berbagai kebijakan untuk mengembangkan pertanian dan peternakan dengan menyediakan bibit atau bahan pakan yang murah dan mudah. Negara dalam sistem Islam juga mendorong tercipyanya teknologi modern untuk kemajuan pertanian dan peternakan, terciptanya laboratorium, , perpustakaan, dan kandang percobaan sehingga para ilmuwan dapat dengan mudah melakukan penelitian dan penerapan teknologi yang mereka ciptakan.
Ketiga, negara mencegah masuknya pemodal besar atau swasta asing untuk menguasai sektor hulur ke hilir dengan distribusi hasil produksi diatur oleh negara dengan sebaik-baiknya sehingga harga terjaga dan merata serta mekanisme pasar berjalan dengan baik dan benar. Negara dengan tegas mengharamkan penimbunan, mafia, kartel, penipuan, maupun riba. Harga barang dan upah jasa tidak boleh ditetapkan oleh negara. Ketika suatu produksi kebutuhan pokok di suatu daerah berlimpah, maka negara berperan untuk membantu mendistribusikan ke daerah yang kekurangan.
Inilah beberapa pengaturan negara dalam sistem Islam yang akan menjamin dan memastikan harga akan selalu stabil dalam setiap kondisi. Hal ini tidak akan didapati menggunakan sistem selain Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Wallahu a’lam.
*) Ibu Rumah Tangga)
Post a Comment