Gaza Terus Membara, Fatwa Ulama Sekadar Retorika?
Oleh: Ayu Putri Wulandari*)
IndonesiaNeo, OPINI - Ulama muslim terkemuka mengeluarkan fatwa keagamaan yang menarik perhatian publik terkait Israel. Mereka menyerukan kepada semua muslim dan negara mayoritas muslim untuk melancarkan jihad melawan Israel secara militer ke jalur Gaza setelah 17 bulan Israel menggempur Palestina.
Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS), organisasi yang sebelumnya dipimpin oleh Yusuf Al-Qaradawi, Ali Al-Qaradaghi, menyerukan kepada semua negara muslim untuk segera campur tangan secara militer, ekonomi, dan politik guna menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh ini yang dilakukan Israel.
Diketahui sebelumnya, bahwa lebih dari 1.200 nyawa telah hilang sejak serangan zionis Israel yang diluncurkan pada tanggal 07 Oktober 2023 lalu. Warga sipil Palestina, wanita, dan anak-anak tak luput dari keganasan serangan tersebut. Ribuan bangunan porak-poranda dibuatnya, kehancuran di mana-mana, situasi ini makin memprihatinkan manakala Israel memblokade seluruh kawasan tersebut sehingga mengakibatkan kekurangan pangan, air bersih, bahan bakar, dan kebutuhan kemanusiaan lainnya.
Kehancuran yang mereka rasakan bukan sekadar kehilangan orang terkasih dan juga harta benda, tetapi lebih dari itu. Serangan yang membabi-buta ini telah merenggut kedamaian dalam hati warga Gaza. Tidak ada lagi senyuman, tidak ada lagi tawa bahagia. Hari demi hari terasa mencekam bagi sebagian warga Palestina yang bertahan hidup di tengah puing-puing reruntuhan. Kehangatan yang dulu mereka rasakan, kini hancur beserta harapan mereka, dan hanya menyisakan takut dan gelisah.
Gencatan senjata dan perdamaian yang disampaikan Presiden Amerika Serikat nyatanya hanyalah sebuah perjanjian kosong yang hingga kini tidak akan pernah terwujud. Bahkan menurut laporan Presiden Donald Trump justru memberi lampu hijau kepada Zionis Yahudi untuk kembali melayangkan serangan ke Palestina. Melihat hal ini dunia seolah bungkam atas derita yang tengah di alami saudara kita di Gaza, Palestina.
Fatwa-fatwa yang digembar-gemborkan oleh ulama-ulama besar dunia seakan hanyalah sebuah retorika semata yang tidak mampu menyelamatkan nyawa kaum muslim di Palestina. Pasukan militer dan persenjataan lengkap nyatanya tidak berdaya menghentikan kebrutalan Zionis sebab tanpa adanya lampu hijau dari penguasa, hal ini tidak akan ada artinya. Dunia akan tetap bungkam, dunia akan tetap berpangku tangan menyaksikan air mata dan penderitaan kaum muslimin di Palestina.
Pembebasan kaum muslimin di Palestina hanya bisa dihentikan dengan jihad yang dikomandoi oleh seorang pemimpin dunia yang mampu menggerakkan seluruh pasukan militer untuk melawan musuh-musuh Islam. Seorang pemimpin yang mampu menghentikan penindasan terhadap kaum muslim di seluruh dunia termasuk Gaza, Palestina. Sehingga kezaliman bahkan perampasan hak hidup manusia khususnya kaum muslimin tidak akan pernah terjadi lagi.
Hal ini hanya bisa terwujud ketika pola pikir manusia di ubah dengan pemikiran Islam, sebab dengan pemikiran yang Islami manusia akan sadar bahwa dirinya lemah sehingga membutuhkan seorang pemimpin (Penguasa) untuk merubah kehidupan dunia menjadi lebih baik, damai, dan sejahtera seperti pada saat hukum Islam diterapkan pada masa Rosulullah. Kepemimpinan Islam hanya akan terwujud dengan dukungan umat di seluruh dunia sebagai buah dari pemikiran Islam itu sendiri. Yang mana dalam Hadist Rosul disebutkan,
مَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa yang mati, sedangkan di lehernya tidak ada ikatan bai’at, maka dia mati dalam keadaan jahiliyah“.
Dengan demikian, wajib atas kaum muslim untuk memilih pemimpin Islam sebagai penguasa yang mampu mewujudkan perdamaian dunia. Namun, ketika pemimpin tersebut tidak mampu menjalankan amanah dengan semestinya maka umat berhak untuk menggantikan posisi kepemimpinan tersebut dengan pemimpin yang baru. Sebab sejatinya umat adalah pemilik yang hakiki atas penguasa mereka. Urusan kepemimpinan ini bukan hanya sekedar untuk memerdekakan kaum muslim di Palestina, tetapi juga menyangkut harkat dan martabat umat manusia di seluruh dunia. Jihad melawan Zionis oleh tentara-tentara muslim harus terus kita serukan seperti halnya menyeru untuk penegakkan Khilaf.
Wassalam Bisshawab.
*) Aktivis Muslimah Sultra
Post a Comment